Perubahan Standar Kecantikan Korea dari Masa ke Masa

Perubahan Standar Kecantikan Korea dari Masa ke Masa

infokorea – Standar kecantikan bukanlah konsep yang statis. Ia senantiasa berubah mengikuti arus sosial, budaya, politik, dan bahkan ekonomi suatu masyarakat. Korea Selatan sebuah negara yang kini dikenal sebagai pusat tren kecantikan dunia memiliki sejarah panjang yang menunjukkan bagaimana persepsi akan “cantik” telah mengalami transformasi dramatis dari zaman kerajaan hingga era digital.

Jika saat ini citra perempuan Korea identik dengan kulit putih mulus, rahang V-line, dan riasan natural ala K-pop idol, dulu penampilan yang dianggap cantik sangat berbeda. Artikel ini mengajak pembaca menelusuri evolusi standar kecantikan di Korea, dari masa Dinasti Joseon hingga era modern yang penuh pengaruh industri hiburan dan media sosial.

1. Masa Dinasti Joseon: Kecantikan yang Didasarkan pada Kesopanan dan Moralitas

Periode Dinasti Joseon (1392–1897) menjadi fondasi banyak nilai budaya Korea, termasuk konsep kecantikan. Pada masa ini, perempuan dianggap cantik bukan hanya dari penampilan fisik, tetapi dari nilai-nilai kebajikan yang mereka junjung tinggi.

Kulit Putih sebagai Simbol Kebangsawanan

Salah satu standar kecantikan utama saat itu adalah kulit putih pucat. Bukan semata-mata karena estetika, tetapi karena warna kulit yang terang menunjukkan status sosial tinggi. Orang yang tidak bekerja di luar rumah biasanya kelas bangsawan lebih mudah menjaga kulit tetap cerah.

Alis Lurus dan Riasan Minimalis

Riasan wajah sangat sederhana. Bedak beras digunakan untuk memutihkan wajah, sementara bibir diberi sedikit warna merah dari bahan alami. Alis dibuat lurus, karena dianggap mencerminkan ketenangan dan tata krama yang sopan.

Rambut dan Busana Sebagai Bagian dari Kecantikan

Rambut diikat rapi dalam bentuk sanggul (chignon) dan dilengkapi aksesoris tradisional seperti binyeo. Hanbok, pakaian tradisional Korea, dirancang untuk menonjolkan siluet tubuh yang anggun namun tertutup, selaras dengan nilai kesederhanaan dan keanggunan perempuan pada masa itu.

2. Masa Penjajahan Jepang dan Awal Modernisasi (1910–1945)

Ketika Jepang menjajah Korea, standar kecantikan lokal mulai terpengaruh budaya luar. Ini merupakan masa awal diperkenalkannya kosmetik modern dan gaya barat ke dalam kehidupan masyarakat Korea.

Pengaruh Barat dan Jepang di Dunia Mode dan Kosmetik

Makeup mulai dipandang sebagai cara perempuan untuk menunjukkan modernitas. Lipstik merah menjadi simbol wanita kota, dan potongan rambut bob ala Barat mulai muncul di kota-kota besar seperti Seoul.

Namun, ini juga masa di mana banyak wanita harus mengikuti standar kecantikan asing yang dipaksakan, dan mengesampingkan estetika tradisional Korea. Keinginan untuk terlihat modern justru menimbulkan dilema identitas bagi sebagian orang.

3. Era Pasca-Perang Korea dan Modernisasi Ekonomi (1950–1970-an)

Setelah Perang Korea berakhir, Korea Selatan mengalami pembangunan ekonomi besar-besaran yang turut mengubah gaya hidup masyarakatnya, termasuk dalam hal kecantikan.

Kecantikan Simpel ala Amerika

Dengan pengaruh kuat Amerika Serikat sebagai sekutu pascaperang, muncul tren kecantikan yang lebih berani: rambut bergelombang, alis tegas, dan penggunaan produk kecantikan buatan pabrik. Aktris Hollywood seperti Audrey Hepburn dan Marilyn Monroe dijadikan panutan gaya.

Namun di saat yang sama, kecantikan Korea masih mengusung nilai kesopanan. Gaun ketat atau riasan mencolok belum sepenuhnya diterima, terutama di kalangan konservatif.

4. 1980–1990-an: Bangkitnya Industri Hiburan dan Standar Baru

Masuk ke dekade 1980 dan 1990-an, Korea mulai mengenal fenomena idola pop dan aktris televisi yang turut membentuk persepsi masyarakat tentang “perempuan ideal”.

Kulit Cerah dan Hidung Mancung Menjadi Tren

Operasi plastik mulai dikenal publik. Banyak perempuan mendambakan hidung mancung dan kelopak mata ganda, mengikuti paras para selebriti. Fenomena blepharoplasty (operasi kelopak mata) menjadi sangat populer di kalangan muda.

Model Iklan dan Aktris Menentukan Tren Kecantikan

Tokoh seperti Kim Hee-sun dan Lee Young-ae menjadi ikon kecantikan era ini. Mereka tampil dengan kulit putih bersih, tubuh langsing, dan kepribadian lembut semua menjadi role model perempuan Korea.

5. Awal Abad ke-21: Lahirnya Gelombang Hallyu dan Standar Global

Tahun 2000-an menjadi titik balik besar bagi standar kecantikan Korea. Gelombang Hallyu atau Korean Wave membuat selebriti Korea dikenal di seluruh dunia. Ini menciptakan standar kecantikan baru yang menyebar cepat, bukan hanya di dalam negeri, tetapi juga internasional.

Wajah V-Line dan Gaya Riasan Natural

Bentuk wajah ideal berubah menjadi “V-line”, yaitu dagu runcing dengan rahang ramping. Makeup natural juga menjadi tren, ditandai dengan alis lurus, bibir gradasi, dan riasan mata ringan.

Kulit Mulus Ala “Glass Skin”

Tren skincare mendominasi. Perempuan tak lagi mengejar kulit putih pucat, melainkan kulit bening dan sehat, seperti efek kaca (glass skin). Rangkaian 10 langkah skincare menjadi gaya hidup banyak wanita Korea dan dunia.

Idol K-Pop Sebagai Tolok Ukur Estetika

Boyband dan girlband seperti Girls’ Generation, EXO, BTS, dan BLACKPINK menjadi ikon visual. Gaya rambut, riasan, hingga proporsi tubuh mereka menjadi acuan kecantikan generasi muda.

6. Standar Kecantikan Korea Kontemporer (2010–Sekarang): Diversifikasi dan Tantangan Sosial

Dalam dekade terakhir, muncul fenomena menarik di dunia kecantikan Korea. Di satu sisi, standar kecantikan masih sangat kuat; di sisi lain, ada perlawanan dari masyarakat yang mulai mempertanyakan tekanan terhadap tubuh dan wajah ideal.

Popularitas Beauty Vlogger dan Sosial Media

Dengan naiknya platform seperti YouTube, Instagram, dan TikTok, publik kini tidak hanya melihat kecantikan dari media massa arus utama. Beauty influencer lokal dan global turut mempopulerkan standar yang lebih inklusif, bahkan mempromosikan keunikan wajah natural.

Gerakan Anti-Beauty Pressure

Sejumlah perempuan Korea mulai melawan tuntutan kecantikan ekstrem. Muncul kampanye seperti “Escape the Corset”, di mana wanita melepaskan makeup, potongan rambut konvensional, bahkan pakaian feminin, sebagai bentuk protes terhadap ekspektasi gender dan estetika patriarkal.

Kecantikan Gender-Neutral dan Androgini

Mode dan kecantikan di Korea kini juga mulai merangkul konsep androgini. Brand kosmetik lokal menggunakan model laki-laki dan non-biner sebagai ikon produk mereka. Hal ini memperluas definisi kecantikan yang tak terbatas pada jenis kelamin.

Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Standar Kecantikan di Korea

Perubahan tersebut tidak terjadi secara kebetulan. Ada beberapa faktor kuat yang berperan:

1. Globalisasi

Interaksi budaya dengan dunia luar membuat standar kecantikan Korea beradaptasi dengan preferensi internasional—dan sebaliknya. K-pop dan K-drama berperan besar dalam pertukaran ini.

2. Industri Kosmetik dan Medis

Korea dikenal sebagai pusat inovasi kosmetik dunia. Perusahaan skincare dan klinik kecantikan terus memperkenalkan teknologi baru yang mempengaruhi apa yang dianggap cantik.

3. Media dan Hiburan

Acara realitas, iklan, dan drama TV menciptakan tren visual yang dengan cepat diserap masyarakat.

4. Tekanan Sosial dan Budaya

Tingginya ekspektasi masyarakat terhadap penampilan membuat banyak orang merasa “wajib” untuk memenuhi standar tertentu agar diterima secara sosial, khususnya dalam pekerjaan dan pergaulan.

Proyeksi Masa Depan: Apakah Standar Kecantikan Korea Akan Terus Berubah?

Jika melihat pola historis, dapat dipastikan bahwa standar kecantikan Korea akan terus berubah. Namun yang menarik adalah tren menuju diversitas dan penerimaan diri.

Banyak brand mulai mengangkat model dengan berbagai warna kulit, bentuk wajah, bahkan bintik atau freckles. Kecantikan kini bergerak dari keseragaman ke keaslian, dari mengejar bentuk sempurna ke mencintai versi terbaik diri sendiri.

Dari “Putih dan Tenang” ke “Bening dan Percaya Diri”

Dari perempuan bangsawan era Joseon yang menjunjung moralitas dan keanggunan, hingga idol masa kini yang bercahaya di atas panggung dunia, standar kecantikan Korea telah menjelma mengikuti zamannya. Namun, satu hal yang tidak pernah berubah adalah bagaimana kecantikan di Korea selalu mencerminkan konteks sosial yang melingkupinya.

Perjalanan panjang ini memperlihatkan bahwa kecantikan bukan hanya milik segelintir orang. Ia bisa berarti banyak hal: kekuatan, karakter, kepercayaan diri, atau bahkan keberanian untuk tampil apa adanya.

Peran Korea Selatan dalam Ekonomi Global

Peran Korea Selatan dalam Ekonomi Global

infokorea – Korea Selatan, negara kecil di ujung timur Asia, telah mencatatkan transformasi luar biasa dalam kurun waktu kurang dari satu abad. Dari negara yang porak-poranda akibat perang saudara pada 1950-an, Korea Selatan kini menjelma menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia yang disegani. Perannya dalam panggung ekonomi global semakin kuat, tidak hanya melalui ekspor teknologi dan manufaktur, tetapi juga lewat pengaruh budaya, inovasi digital, dan jaringan dagang yang luas.

Fenomena ini bukanlah sesuatu yang datang secara tiba-tiba. Di balik kemajuan Korea Selatan terdapat strategi nasional yang terukur, investasi besar-besaran di bidang pendidikan dan teknologi, serta kerja keras rakyatnya yang menjunjung tinggi semangat kolektivisme. Dalam artikel ini, kita akan mengupas bagaimana Korea Selatan memainkan perannya dalam perekonomian dunia: dari sektor industri hingga soft power, dari diplomasi dagang hingga kontribusinya dalam inovasi global.

Dari Negara Berkembang Menjadi Ekonomi Maju

Setelah Perang Korea berakhir pada 1953, Korea Selatan adalah salah satu negara termiskin di dunia. Namun, dalam waktu hanya beberapa dekade, negara ini berhasil mengubah wajah ekonominya dengan sangat cepat. Strategi pembangunan berbasis ekspor yang diterapkan oleh pemerintah berhasil mendorong pertumbuhan sektor industri berat seperti baja, otomotif, dan elektronik.

Masuknya investasi asing dan kebijakan industri yang pro-bisnis membuat Korea Selatan tumbuh menjadi “Asian Tiger”, bersama dengan Singapura, Taiwan, dan Hong Kong. Kini, Korea Selatan termasuk dalam kelompok negara-negara ekonomi maju dan merupakan anggota dari OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) serta G20 dua forum internasional yang diisi oleh negara-negara dengan ekonomi terbesar di dunia.

Kekuatan Ekspor: Fondasi Utama Ekonomi Korea Selatan

Perdagangan internasional adalah tulang punggung perekonomian Korea Selatan. Negara ini menjadi salah satu eksportir terbesar di dunia, dengan produk-produk unggulan seperti:

  • Elektronik dan semikonduktor (Samsung, SK Hynix)

  • Mobil dan komponen otomotif (Hyundai, Kia, LG Magna)

  • Kapal dan teknologi kelautan

  • Produk kimia dan petrokimia

  • Peralatan rumah tangga canggih

  • Produk farmasi dan bioteknologi

Semikonduktor, khususnya, menjadi komoditas vital. Samsung Electronics dan SK Hynix adalah dua produsen chip memori terbesar di dunia. Di tengah perang dagang teknologi antara negara-negara besar, Korea Selatan menjadi pemain kunci dalam rantai pasok global, khususnya di sektor yang berhubungan dengan teknologi tinggi.

Raksasa Teknologi: Inovasi yang Mendorong Pertumbuhan Global

Korea Selatan tidak hanya sekadar mengikuti tren teknologi dunia mereka menciptakannya. Negara ini dikenal sebagai pemimpin dalam pengembangan teknologi komunikasi, elektronik konsumen, dan kecerdasan buatan.

Contohnya, Samsung bukan hanya perusahaan ponsel terbesar di dunia, tetapi juga pionir dalam pengembangan layar OLED, chip memori, dan perangkat 5G. LG Electronics pun memainkan peran penting dalam industri TV pintar, baterai EV, dan perangkat rumah berbasis AI.

Kebijakan pemerintah dalam mendukung riset dan pengembangan (R&D) memungkinkan perusahaan-perusahaan Korea untuk bersaing di garda terdepan. Anggaran R&D nasional Korea Selatan adalah salah satu yang tertinggi secara proporsional terhadap PDB, mengalahkan banyak negara maju lainnya.

Industri Otomotif: Mobil Korea Mendunia

Dalam industri otomotif, Korea Selatan menempati peran vital sebagai eksportir kendaraan bermotor. Hyundai Motor Company dan Kia Motors telah menembus pasar Eropa, Amerika Serikat, dan Asia Tenggara.

Mobil buatan Korea kini dikenal dengan kualitas tinggi, desain inovatif, dan harga yang kompetitif. Di era kendaraan listrik, Hyundai dan Kia terus memperluas pasar melalui lini mobil listrik seperti IONIQ dan EV6, menjadikan mereka penantang kuat bagi Tesla dan merek Eropa lainnya.

Lebih jauh, industri otomotif Korea juga memperkuat ekosistem industri lain seperti logistik, manufaktur komponen, dan pengembangan perangkat lunak kendaraan otonom.

Budaya Populer (K-Wave): Soft Power yang Menggerakkan Ekonomi

Salah satu aspek unik dari peran Korea Selatan dalam ekonomi global adalah kekuatan soft power-nya, yang dikenal sebagai Hallyu atau Korean Wave. Gelombang budaya populer Korea melalui musik K-pop, drama Korea (K-drama), film, dan fashion telah menyebar ke seluruh penjuru dunia.

BTS, Blackpink, Parasite, Squid Game, hingga brand-brand kecantikan Korea seperti Innisfree dan Laneige semuanya menciptakan ekosistem ekonomi yang sangat luas. Pariwisata meningkat, produk Korea menjadi lebih mudah diterima pasar luar, dan citra negara secara keseluruhan menjadi lebih positif.

Kementerian Kebudayaan Korea bahkan bekerja sama erat dengan pelaku industri hiburan untuk memperluas ekspor budaya, menyadari bahwa citra budaya dapat membuka jalan bagi ekspansi ekonomi lainnya.

Peran Aktif dalam Perdagangan Internasional dan Diplomasi Ekonomi

Korea Selatan juga berperan sebagai pemain aktif dalam forum perdagangan dan ekonomi global. Negara ini menandatangani berbagai perjanjian perdagangan bebas (FTA) dengan negara dan blok ekonomi, seperti:

  • Korea-US FTA (KORUS)

  • Korea-EU FTA

  • RCEP (Regional Comprehensive Economic Partnership)

  • Korea-ASEAN FTA

Melalui diplomasi ekonomi, Korea Selatan menjalin kerja sama yang luas di sektor energi, pertanian, teknologi, dan infrastruktur. Ini memperkuat ketergantungan ekonomi antarnegara, sekaligus membuka pasar baru bagi perusahaan Korea.

Kepemimpinan di Bidang Teknologi Hijau dan Keberlanjutan

Dengan meningkatnya kesadaran global tentang perubahan iklim, Korea Selatan juga mengambil langkah besar dalam sektor energi bersih dan pembangunan berkelanjutan. Pemerintah meluncurkan kebijakan Green New Deal sebagai bagian dari strategi pemulihan pasca-pandemi dan transisi menuju ekonomi hijau.

Investasi besar digelontorkan untuk pengembangan:

  • Teknologi energi terbarukan (solar dan angin)

  • Mobil listrik dan hidrogen

  • Bangunan hemat energi

  • Jaringan listrik pintar (smart grid)

Korea Selatan juga mulai menjadi eksportir solusi teknologi hijau, memperkuat posisinya dalam jaringan ekonomi global yang kini makin fokus pada keberlanjutan.

Peran dalam Krisis Global dan Tanggung Jawab Internasional

Dalam beberapa dekade terakhir, Korea Selatan semakin menunjukkan kepemimpinan dalam urusan global. Misalnya, selama pandemi COVID-19, Korea dipuji atas respons cepatnya dalam pengendalian virus dan teknologi pelacakan.

Negara ini juga aktif dalam memberikan bantuan pembangunan kepada negara-negara berkembang, terutama melalui lembaga seperti KOICA (Korea International Cooperation Agency).

Selain itu, perusahaan-perusahaan Korea turut memainkan peran dalam penyediaan alat kesehatan, vaksin, serta kebutuhan teknologi di berbagai negara. Semua ini memperkuat reputasi Korea sebagai negara yang tidak hanya mengejar keuntungan ekonomi, tetapi juga ikut memikul tanggung jawab global.

Ekspansi Global Perusahaan Korea

Banyak perusahaan Korea yang tidak hanya mengekspor produk, tetapi juga mendirikan pabrik, pusat riset, dan kantor cabang di luar negeri. Ini memperkuat jejaring ekonomi Korea Selatan secara global.

  • Samsung memiliki fasilitas produksi dan R&D di lebih dari 80 negara.

  • Hyundai memiliki pabrik di Amerika Serikat, India, dan Ceko.

  • CJ Group, Lotte, dan POSCO juga terus memperluas operasi global mereka.

Ekspansi ini menciptakan lapangan kerja internasional, meningkatkan daya saing produk Korea, dan memperkuat pengaruh ekonomi di pasar global.

Tantangan dan Masa Depan Korea Selatan dalam Ekonomi Global

Meskipun banyak pencapaian telah diraih, Korea Selatan juga menghadapi berbagai tantangan:

  • Penuaan populasi dan angka kelahiran rendah yang bisa memperlambat pertumbuhan tenaga kerja.

  • Ketergantungan tinggi pada ekspor, terutama pada segmen tertentu seperti semikonduktor.

  • Persaingan dari Tiongkok dan negara berkembang lainnya dalam manufaktur.

  • Ketimpangan sosial dan beban pendidikan yang tinggi di kalangan generasi muda.

Namun, Korea Selatan terus berupaya memperkuat basis ekonominya dengan diversifikasi sektor, investasi di teknologi baru (AI, metaverse, blockchain), serta penguatan ekosistem startup.

Pemerintah juga mendorong inklusi sosial, reformasi tenaga kerja, serta pendidikan vokasi agar bisa mempersiapkan SDM unggul untuk menghadapi tantangan global yang terus berubah.

Pilar Ekonomi Global dari Timur Asia

Korea Selatan kini tak hanya dikenal sebagai penghasil K-pop dan drama romantis. Di balik citra budayanya yang mendunia, negara ini berdiri kokoh sebagai salah satu kekuatan ekonomi paling inovatif dan berpengaruh. Dari industri semikonduktor hingga produk kecantikan, dari teknologi ramah lingkungan hingga mobil masa depan Korea Selatan telah menempatkan dirinya sebagai pemain global dengan pengaruh yang tak bisa diabaikan.

Peran Korea Selatan dalam ekonomi global adalah bukti bahwa ukuran geografis bukanlah penentu kekuatan sebuah negara. Dengan visi, strategi, dan eksekusi yang cermat, Korea menunjukkan bahwa kemajuan bisa diraih bahkan dari titik nol. Lebih dari itu, Korea juga mengajarkan dunia bagaimana budaya, teknologi, dan ekonomi bisa berjalan berdampingan dalam satu paket kemajuan yang utuh.

Kebiasaan Orang Korea Selatan Saat Musim Dingin

Kebiasaan Orang Korea Selatan Saat Musim Dingin

infokorea – Musim dingin di Korea Selatan bukan hanya tentang salju yang turun dan suhu yang membeku. Lebih dari itu, musim dingin menjadi bagian penting dalam siklus tahunan masyarakat Korea yang membentuk rutinitas, makanan, pakaian, hingga kebiasaan sosial mereka. Di negeri empat musim ini, dingin tak hanya dirasakan sebagai cuaca, melainkan sebagai pengalaman budaya yang menyeluruh.

Saat suhu menurun hingga minus belasan derajat Celsius, orang-orang Korea tidak hanya berlindung di balik lapisan jaket tebal. Mereka juga menjalani tradisi, menikmati makanan musiman, serta menyesuaikan gaya hidup sehari-hari. Dari minuman jahe hangat hingga festival es yang memukau, musim dingin di Korea Selatan dipenuhi kegiatan khas yang menarik untuk disimak.

Artikel ini akan membahas secara mendalam berbagai kebiasaan orang Korea Selatan saat musim dingin, dikemas dalam bahasa yang variatif dan mudah dipahami.

Gaya Berpakaian Musim Dingin: Lapisan yang Serba Hangat

Begitu musim dingin tiba, orang Korea mulai mengganti lemari pakaian mereka. Salah satu kebiasaan paling mencolok adalah mengenakan pakaian berlapis-lapis atau layering. Bukan hanya karena cuaca ekstrem, tapi juga untuk tetap stylish meski suhu menggigit.

Lapisan pertama biasanya berupa kaus termal atau heattech, kemudian dilapisi sweater, hoodie, dan diakhiri dengan jaket tebal seperti padding coat yang menjadi favorit di musim dingin. Padding coat ala Korea bahkan sudah menjadi tren tersendiri, dikenal sebagai “long padding”, dengan ukuran hingga lutut atau betis.

Topi kupluk, syal rajut, sarung tangan, hingga masker wajah juga menjadi pelengkap wajib. Bahkan, sepatu khusus dengan insulasi termal pun digunakan agar kaki tetap hangat. Gaya berpakaian ini mencerminkan bagaimana orang Korea tidak sekadar bertahan, tetapi juga tampil trendi saat musim dingin.

Makanan Musim Dingin: Hangat di Lidah, Hangat di Jiwa

Musim dingin di Korea selalu identik dengan makanan-makanan yang mengepul panas. Orang Korea memiliki kebiasaan menyantap makanan berkuah hangat untuk mengusir rasa dingin dari tubuh.

Beberapa makanan musim dingin favorit antara lain:

  • Kimchi Jjigae (Sup Kimchi): Sup pedas yang dimasak dengan kimchi fermentasi tua, tahu, dan daging babi. Rasanya kuat dan sangat cocok disantap saat cuaca dingin.

  • Sundubu Jjigae: Sup tahu lembut yang diberi telur mentah dan bumbu pedas.

  • Tteokguk: Sup kue beras yang biasanya disantap saat tahun baru Korea (Seollal), melambangkan bertambahnya usia.

  • Hotteok: Pancake manis berisi gula cokelat dan kacang yang dijual di pinggir jalan, sangat populer sebagai camilan musim dingin.

  • Bungeoppang: Kue berbentuk ikan yang berisi pasta kacang merah, nikmat disantap selagi hangat.

Tak hanya mengenyangkan, makanan-makanan ini juga menjadi simbol kebersamaan keluarga dan kenangan masa kecil bagi banyak warga Korea.

Minuman Hangat Khas Musim Dingin

Selain makanan, orang Korea juga memiliki minuman khas yang sering dikonsumsi saat musim dingin. Salah satunya adalah yujacha, yaitu teh citron yang dibuat dari buah yuzu yang diawetkan dengan madu. Minuman ini dipercaya dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan menghangatkan tenggorokan.

Ada pula saenggangcha atau teh jahe, yang terkenal akan manfaatnya untuk sirkulasi darah dan mengatasi flu. Selain itu, banyak orang minum susu panas dengan madu atau cokelat panas sebagai penghibur di malam dingin yang panjang.

Sistem Penghangat Lantai: Ondol, Warisan Hangat dari Masa Lalu

Salah satu ciri khas rumah di Korea Selatan adalah penggunaan sistem ondol, yakni sistem pemanas lantai yang sudah digunakan sejak zaman kuno. Di musim dingin, ondol menjadi penyelamat utama agar tubuh tetap hangat saat berada di dalam ruangan.

Alih-alih menggunakan pemanas udara seperti AC panas, masyarakat Korea lebih menyukai pemanasan dari bawah lantai yang menyebar secara merata. Biasanya, keluarga Korea akan duduk atau tidur di lantai beralaskan matras hangat sambil menikmati camilan dan menonton televisi bersama.

Tradisi tidur di lantai ini masih banyak dipertahankan karena dinilai membuat tubuh lebih rileks dan nyaman.

Festival Musim Dingin yang Meriah

Meski suhu bisa menusuk kulit, musim dingin di Korea tak menghalangi masyarakat untuk merayakan musim ini lewat berbagai festival seru.

Beberapa festival musim dingin terkenal antara lain:

  • Hwacheon Sancheoneo Ice Festival: Festival memancing ikan trout di sungai beku, di mana ribuan orang menggali lubang di es untuk menangkap ikan dengan tangan kosong.

  • Taebaeksan Snow Festival: Festival patung salju di Gunung Taebaek yang menyuguhkan seni es luar biasa dan kegiatan keluarga.

  • Lighting Festival di Garden of Morning Calm: Taman ini dihias dengan jutaan lampu warna-warni, menciptakan suasana romantis saat malam musim dingin.

Festival-festival ini mencerminkan semangat warga Korea untuk tetap aktif dan bergembira, bahkan saat musim yang paling ekstrem sekalipun.

Aktivitas Musim Dingin Favorit: Dari Sledding Hingga Ski

Anak-anak hingga orang dewasa di Korea menikmati berbagai aktivitas seru saat musim dingin. Salah satunya adalah sledding meluncur dengan papan dari atas bukit salju yang banyak dilakukan di taman kota atau sekolah.

Sementara itu, ski dan snowboarding menjadi kegiatan favorit lainnya. Banyak warga kota pergi ke resor ski seperti Yongpyong atau Vivaldi Park untuk menikmati salju sambil berolahraga.

Liburan akhir tahun biasanya dihabiskan dengan kegiatan ini, sekaligus menjadi momen untuk rehat dari hiruk-pikuk kerja atau studi.

Menikmati Drama dan Hiburan di Rumah

Suhu yang rendah membuat banyak orang memilih menghabiskan waktu di dalam rumah. Hal ini memunculkan kebiasaan menonton drama Korea secara maraton. Bahkan, musim dingin sering disebut “musimnya drama” karena banyak serial baru dirilis pada akhir tahun.

Menonton bersama keluarga sambil menyantap camilan dan minuman hangat adalah hiburan khas musim dingin yang tidak pernah membosankan.

Kebiasaan ini juga menunjukkan pentingnya kebersamaan dalam suasana intim dan santai.

Kebiasaan Belanja dan Hadiah Musim Dingin

Musim dingin juga bersamaan dengan musim liburan akhir tahun. Banyak orang Korea mulai mencari hadiah untuk keluarga dan sahabat. Pusat perbelanjaan seperti Lotte Department Store atau Myeongdong akan dipenuhi orang yang membeli jaket musim dingin, produk kecantikan, dan paket kado.

Selain itu, banyak diskon akhir tahun ditawarkan, sehingga belanja menjadi aktivitas yang cukup menyenangkan di sela udara dingin.

Perawatan Kulit Khas Musim Dingin

Cuaca dingin yang kering membuat orang Korea sangat memperhatikan perawatan kulit di musim dingin. Rutinitas skincare menjadi lebih intens, dengan fokus pada pelembap, krim oklusif, dan masker wajah yang menghidrasi.

Mereka juga rutin menggunakan lip balm, body lotion, dan mist wajah untuk menjaga kelembapan kulit sepanjang hari. Hal ini mencerminkan budaya Korea yang sangat menghargai penampilan dan kesehatan kulit, tak peduli musim apa pun.

Perubahan Jam Sosial dan Kehidupan Malam

Hari yang lebih pendek di musim dingin membuat jam aktivitas sosial ikut menyesuaikan. Banyak orang pulang lebih awal dari kantor atau sekolah, dan memilih berkegiatan di dalam ruangan.

Namun, kehidupan malam tak benar-benar berhenti. Banyak yang pergi ke kafe bertema musim dingin, bar yang cozy, atau karaoke room (noraebang) untuk menghangatkan suasana.

Tradisi Seollal – Tahun Baru Korea

Seollal adalah salah satu perayaan terbesar di Korea Selatan yang biasanya jatuh di akhir Januari atau awal Februari bertepatan dengan musim dingin. Dalam momen ini, masyarakat Korea akan:

  • Mengenakan hanbok (pakaian tradisional),

  • Memberi hormat kepada orang tua dan leluhur (sebae),

  • Menyantap makanan khas seperti tteokguk,

  • Bermain permainan tradisional seperti yutnori.

Seollal menjadi waktu refleksi, silaturahmi, dan memulai tahun baru dengan penuh harapan.

Kegiatan Spiritual dan Introspektif

Musim dingin juga menjadi waktu untuk mendekatkan diri secara spiritual. Banyak orang memilih mengunjungi kuil Buddha atau tempat religius untuk meditasi musim dingin. Kesunyian dan ketenangan alam saat musim ini dianggap mendukung kegiatan reflektif dan kontemplatif.

Perubahan Pola Makan dan Nutrisi

Selain menghangatkan tubuh, masyarakat Korea juga meningkatkan konsumsi makanan yang bergizi tinggi saat musim dingin. Sup tulang sapi (seolleongtang), bubur gandum (juk), dan daging panggang hangat menjadi menu yang menyehatkan sekaligus lezat.

Tak jarang juga orang Korea mengonsumsi suplemen dan minuman herbal untuk menjaga daya tahan tubuh.

Musim Dingin di Korea Lebih dari Sekadar Cuaca

Musim dingin di Korea Selatan tidak hanya berarti suhu rendah dan hujan salju, melainkan waktu yang kaya akan kebiasaan, tradisi, serta aktivitas yang memperkuat ikatan sosial dan kehidupan pribadi. Dari sistem pemanas kuno ondol hingga camilan pinggir jalan seperti bungeoppang, dari hiking di gunung salju hingga menikmati drama bersama keluarga semuanya mencerminkan gaya hidup yang adaptif, hangat, dan menyenangkan.

Kebiasaan-kebiasaan orang Korea saat musim dingin memberi kita pelajaran penting tentang bagaimana merangkul musim yang keras dengan cara yang kreatif, bersahabat, dan penuh rasa syukur. Karena pada akhirnya, musim dingin bukan alasan untuk berhenti hidup, tetapi justru saat terbaik untuk mempererat hubungan, merawat diri, dan menciptakan kehangatan dari dalam.