Korea Begitu Paranoid Terhadap Virus Corona

Korea Begitu Paranoid Terhadap Virus Corona

infokorea.web.id Mulai dari evakuasi 700 warganya dari Wuhan hingga bebas visa ke Jeju,Korea lakukan karena sudah saking pasrahnya terhadap virus corona., Pada kesempatan kali ini kami akan memberikan beberapa artikel yang berkaitan tentang pembahasan mengenai Korea Begitu Paranoid Terhadap Virus Corona. Berikut ini akan kami berikan beberapa ulasan dan pembahasan yang berkaitan mengenai Korea Begitu Paranoid Terhadap Virus Corona

Pemerintah Korea Selatan telah selesai melakukan evakuasi sekitar 700 warganya dari kota Wuhan, China yang menjadi pusat wabah virus corona.Seperti diberitakan kantor berita Korsel, Yonhap dan dilansir AFP, Sabtu (1/2/2020), sebuah pesawat carter yang mengangkut 330 warga Korsel dari Wuhan, telah mendarat di Seoul, ibu kota Korsel pada Sabtu (1/2) pagi waktu setempat.Sehari sebelumnya, pesawat carter yang membawa 368 warga Korsel dari Wuhan telah tiba di negeri itu. Pesawat Boeing 747-400 tersebut mendarat di Bandara Internasional Gimpo di Gimpo, sebelah barat Seoul pada Jumat (31/1) sekitar pukul 08.00 waktu setempat.

Pemerintah Korsel sebelumnya menyatakan bahwa tak ada satupun dari warga yang dievakuasi itu menunjukkan gejala sakit sebelum keberangkatan. Namun akhirnya satu orang tak bisa naik pesawat dikarenakan demam usai pemeriksaan final di bandara Wuhan. Sedangkan 18 orang lainnya langsung dibawa ke rumah sakit setibanya di Korsel karena menunjukkan gejala-gejala penyakit coronavirus tersebut.”Ada standar pemeriksaan yang berbeda antara China dan kami, dan kami melakukan pemeriksaan lagi di pesawat dan menempatkan mereka yang menunjukkan gejala di ruang terpisah di lantai dua pesawat,” kata Wakil Menteri Kesehatan Korsel, Kim Gang-lip.

Pemerintah Korsel telah menetapkan dua fasilitas di Asan dan Jincheon, dua kota yang berjarak sekitar 80 km selatan Seoul sebagai tempat untuk mengkarantina warga Korsel yang baru dievakuasi dari Wuhan. Selama 14 hari ke depan, mereka tak akan diizinkan meninggalkan fasilitas karantina tersebut dan setiap kunjungan dari pihak luar akan dilarang sepenuhnya.Sejauh ini sudah 12 kasus terkonfirmasi virus corona yang tercatat di Korsel. Adapun di China yang menjadi tempat asal virus mematikan ini, sudah 259 orang meninggal akibat virus ini dan 11.791 orang terkonfirmasi terinfeksi virus corona, termasuk 10 orang di Taiwan.

Adapun kasus suspect atau diduga corona sejauh ini telah mencapai 17.988 dan disebutkan bahwa otoritas China tengah memonitor sekitar 137 ribu orang yang telah melakukan kontak dengan para penderita virus corona.Otoritas Korea Selatan (Korsel) memberlakukan hukuman tegas bagi pihak-pihak yang berupaya mencari untung di tengah wabah virus corona. Setiap pihak yang sengaja menimbun masker wajah dan produk-produk lain yang digunakan dalam melawan virus corona, bisa terancam hukuman maksimum dua tahun penjara.Seperti dilansir AFP, Rabu (5/2/2020), kekhawatiran menyebar luasnya virus corona semakin meningkat di Korsel, terutama setelah 18 kasus virus corona terkonfirmasi di negara tersebut.

Kementerian Perekonomian dan Keuangan Korsel menyebut bahwa lonjakan permintaan untuk masker wajah dan pembersih tangan atau hand sanitizer telah memicu ‘kenaikan harga sangat tajam’. Adanya aktivitas ‘penimbunan’ oleh sejumlah pihak turut berkontribusi pada tingginya harga produk-produk itu.Baik masker wajah maupun pembersih tangan telah masuk ke dalam daftar produk-produk yang ditandai. Otoritas Korsel memberlakukan langkah tegas terhadap pihak-pihak yang sengaja melakukan penimbunan produk-produk tersebut.Mulai Rabu (5/2) waktu setempat, setiap pedagang yang ketahuan menimbun produk itu sebesar satu setengah kali lipat dari angka penjualan bulanan, akan menghadapi hukuman maksimum dua tahun penjara, atau hukuman denda hingga 50 juta Won (Rp 578 juta).

Baca Juga : Aktor Korea Populer Pake Propofol

Sejauh ini, korban tewas akibat virus corona mencapai 492 orang, yang sebagian besar terjadi di wilayah China daratan dan dua orang lainnya meninggal di Filipina dan Hong Kong.Secara global terkonfirmasi ada lebih dari 24.500 kasus virus corona yang tersebar di 26 negara, mulai dari China yang menjadi asal muasal wabah virus corona hingga ke kawasan Eropa dan Amerika Serikat (AS). Sedikitnya ada 200 kasus virus corona yang terkonfirmasi di berbagai negara selain China.Otoritas Korsel sejauh ini mengonfirmasi 18 kasus virus corona, dengan dua kasus terbaru dilaporkan pada Rabu (5/2) waktu setempat. Salah satu pasien di Korsel diyakini tertular saat mengunjungi Singapura untuk urusan pekerjaan. Pasien laki-laki berusia 38 tahun itu berkunjung ke Singapura untuk menghadiri sebuah konferensi antara 18 Januari hingga 24 Januari lalu. Selama di Singapura, pria Korsel itu melakukan kontak langsung dengan seorang warga Malaysia yang terlebih dulu dinyatakan positif virus corona.

Sejatinya, Pulau Jeju di Korea Selatan bebas visa bagi wisatawan Indonesia. Tapi kemudian muncul virus Corona, bebas visa pun ditangguhkan sementara waktu.Bagi traveler pecinta Korea, tentu sudah tahu kalau Pulau Jeju di Korea Selatan dapat dikunjungi tanpa lebih dulu membuat visa Korea Selatan. Namun, kebijakan bebas visa bagi WNI ke Pulau Jeju itu kini tengah tidak berlaku akibat virus corona.Dilihat dari situs resmi Korea Visa Application Center atau KVAC, Rabu (5/2/2020), kebijakan itu berlaku per tanggal 4 Februari bulan ini dan disahkan langsung oleh Kementerian Kehakiman Korea Selatan.

“Per tanggal 4 Februari 2020, dikarenakan virus Corona diberlakukan perubahan peraturan oleh Kementerian Kehakiman Korea Selatan. Pulau Jeju tidak memberlakukan bebas visa bagi warga negara asing termasuk Indonesia,” pernyataan tersebut menjelaskan.Lebih lanjut, wisatawan yang tetap ingin mengunjungi Pulau Jeju atau Korea Selatan masih tetap bisa datang dengan memenuhi persyaratan resmi. Yakni dengan mengajukan visa turis ke pihak Kedutaan Korea Selatan.”Bagi wisatawan yang ingin mengunjungi Pulau Jeju diharapkan mengajukan permohonan visa Korea di KVAC,” bunyi pernyataan resmi KVAC.Namun, tidak dijelaskan dengan detil sampai kapan penangguhan bebas visa ke Pulau Jeju tersebut. Mungkin sampai virus Corona reda.

Aktor Korea Populer Pake Propofol

Aktor Korea Populer Pake Propofol

infokorea.web.id Penggunaan narkoba atau obat obatan terlarang dikalangan para artis memang sangat marak digunakan sehingga tidak aneh lagi jika ada yang menggunakan narkotika sekarang.Pada kesempatan kali ini kami akan memberikan beberapa artikel yang berkaitan tentang pembahasan mengenai Aktor Korea Populer Pake Propofol. Berikut ini akan kami berikan beberapa ulasan dan pembahasan yang berkaitan mengenai Aktor Korea Populer Pake Propofol

Ramainya kasus penyalahgunaan obat terlarang tampaknya tak hanya marak dilakukan oleh kalangan artis Tanah Air. Terbaru sebuah laporan mengejutkan datang dari industri hiburan Korea Selatan. Pasalnya disebutkan jika salah satu aktor populer di Negeri Gingseng tersebut menggunakan obat terlarang secara ilegal.Seperti dikutip dari laman Allkpop, aktor populer tersebut dilaporkan telah menggunakan propofol secara ilegal selama bertahun-tahun menggunakan nama adiknya. Propofol itu semacam obat penenang yang biasa digunakan pada setiap operasi plastik dan anestesi. Namun, obat keras yang juga dikenal dengan nama Milk Shot ini harus digunakan dengan seizin dokter.

Pada Sabtu (15/2), Channel A’s “News A” mengungkapkan aktor populer telah pergi ke klinik bedah kosmetik di Gangnam Seoul untuk menggunakan propofol selama beberapa tahun terakhir. Bahkan setidaknya sang aktor yang belum terungkap identitasnya itu sudah 10 kali berkunjung kali.Menurut laporan itu, aktor pria “Z” telah menghindari pemberitahuan dengan menggunakan nama adiknya yang dikatakan sebagai CEO sebuah agensi hiburan. Klinik bedah kosmetik ini terkenal di industri hiburan, dan polisi sudah menyelidiki apakah ada kasus lain penggunaan propofol ilegal.

Ini sebenarnya bukan kali pertamanya artis Korea Selatan dilaporkan menggunakan propofol ilegal. Beberapa tahun lalu juga terdapat berita yang mengabarkan laporan serupa. Dimana ada artis Korea Selatan yang menyuntikan propofol ilegal. Terlebih juga diketahui ada beberapa klinik kecantikan di Negeri Gingseng tersebut yang sempat diselidiki karena menggunakan propofol tanpa seizin Departemen Kesehatan.Pada tahun 2013 silam bahkan tiga bintang Korea Selatan yang tak lain adalah selebritis terkenal berinisial “L”. Berikutnya artis pendatang baru berinisial “J” dan pemandu acara hiburan televisi berinisial “H” diduga mendapatkan propofol dengan cara mendatangi klinik dan berpura-pura akan melakukan operasi plastik, sehingga mereka harus disuntik propofol tanpa mengantongi izin.

Namun untuk kasus ini belum diketahui secara pasti siapakah sosok aktor yang dimaksud. Terus nantikan perkembangannya! Sabtu (15/2), Channel A “News A” mengungkapkan bahwa seorang aktor populer pergi ke klinik bedah kosmetik di Gangnam, Seoul untuk menggunakan propofol selama beberapa tahun setidaknya 10 kali. Menurut laporan, aktor pria Z telah menyembunyikan identitasnya dengan menggunakan nama adiknya, yang dikatakan sebagai CEO sebuah agensi hiburan.

Baca Juga : Parasite Korea Dan Realitas

Propofol adalah suatu obat yang berdampak pada berkurangnya tingkat kesadaran dan ingatan pada saat pemakaian. Obat ini biasa digunakan sebagai anestesi umum hingga obat penenang prosedural.Klinik bedah kosmetik ini terkenal di industri hiburan. Dilaporkan bahwa polisi sudah menyelidiki apakah ada kasus lain penggunaan propofol secara ilegal.

Sebelumnya pada 13 Februari, SBS melaporkan bahwa 10 orang termasuk bintang film terkenal A, pengusaha B, perwakilan perusahaan hiburan C, perancang busana terkenal D dan lain-lain sedang diselidiki untuk administrasi propofol ilegal untuk keperluan non-medis di klinik bedah plastik di Gangnam, Seoul. Bintang film terkenal A sepertinya adalah orang sama dengan aktor pria Z dalam laporan Channel A.

Sebelumnya, KFDA meminta jaksa untuk menyelidiki kasus ini karena penggunaan propofol yang berlebihan oleh klinik yang menyebabkan kecurigaan penyalahgunaan propofol ilegal. Jaksa melakukan pencarian dan penyitaan di klinik akhir tahun lalu dan saat ini sedang menyelidiki orang-orang yang dicurigai.Perawat dilaporkan membuat pernyataan kepada jaksa penuntut selama investigasi bahwa mereka memiliki catatan medis yang menunjukkan bahwa mereka mengelola propofol dengan nama asli mereka.Menurut SBS, jaksa penuntut baru-baru ini memanggil C, perwakilan agensi hiburan, untuk diselidiki dan akan memutuskan apakah akan memanggil personil yang tersisa.

Parasite Korea Dan Realitas

Parasite Korea Dan Realitas

infokorea.web.id Beberapa pihak yang pernah menonton film drama korea,Parasite pasti juga penasaran bagaimana realita berkata terhadap fil ini. Pada kesempatan kali ini kami akan memberikan beberapa artikel yang berkaitan tentang pembahasan mengenai Parasite Korea Dan Realitas. Berikut ini akan kami berikan beberapa ulasan dan pembahasan yang berkaitan mengenai Parasite Korea Dan Realitas

Film Parasite menuai sukses besar di ajang Oscar 2020. Di balik kesuksesan film ini, kesenjangan antara si miskin dan si kaya memang nyata di Korea Selatan.Film Parasite karya sutradara Bong Joon-Ho meraih sukses besar di ajang Oscar 2020. Parasite meraih 4 piala Oscar untuk kategori Best Director, Best Original Screenplay, Best International Feature Film dan Best Picture.Film ‘Parasite’ memotret dengan sangat baik realitas kesenjangan antara si kaya dan si miskin di Korea Selatan. Tak hanya sekadar kisah fiksi, tetapi di dunia nyata, kesenjangan sosial itu memang nyata adanya.

Senin (10/2/2020), masih banyak orang Korea yang hidup di apartemen sempit semi bawah tanah seperti di film Parasite. Apartemen ini disebut sebagai banjinha.Banjinha lahir dari konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan. Dahulu, di tahun 1968, terjadi percobaan pembunuhan terhadap Presiden Korea Selatan, Park Chung-hee yang dilakukan oleh utusan dari Korea Utara.Percobaan tersebut gagal, tapi akibatnya hubungan kedua negara memburuk. Terjadi beberapa serangan terorisme yang dilakukan oleh agen Korea Utara yang menyusup ke Korea Selatan.

Akhirnya di era tahun 1970-an, pemerintah Korea Selatan mewajibkan agar gedung-gedung apartemen yang baru dibangun basement yang bisa berfungsi sebagai bunker, apabila ada serangan militer dari Korea Utara. Sehingga, terciptalah banjinha.Sekarang ini, ada ribuan orang Korea yang memilih tinggal di Banjinha rata-rata adalah anak muda atau para pekerja yang berpenghasilan rendah. Alasan mereka tinggal di banjinha karena harga sewanya yang murah.Tapi sebenarnya, dulu tinggal di Banjinha adalah hal yang ilegal. Namun karena krisis perumahan yang terjadi di tahun 1980-an, pemerintah Korea Selatan akhirnya melegalkan banjinha untuk dijadikan tempat tinggal.

Stigma negatif pun melekat pada mereka yang tinggal di Banjinha. Kesan miskin dan tidak aman terus menghantui para penghuni Banjinha. Apalagi orang Korea Selatan masih menganggap punya mobil dan rumah yang bagus adalah sebuah standar hidup layak di Korea.Tapi sejak adanya film ‘Parasite’, orang-orang Korea jadi lebih terbuka dengan realitas adanya orang-orang yang tinggal di Banjinha. Contohnya saja pasangan Park Young Jun (26) dan Shim Min (24), fotografer dan youtuber yang tinggal di Banjinha.Shim Min dan Park Young Jun membuat video Youtube tentang bagaimana rasanya tinggal di banjinha, hingga bagaimana merenovasi banjinha. Vlog itu ternyata mendapat respon yang positif dari para subscribernya.

Rata-rata dari para subscriber itu memuji betapa stylishnya Shim dan Park dalam mendandani Banjinha mereka. Bahkan ada juga yang jadi ingin tinggal di Banjinha gara-gara video bikinan mereka.Meski begitu, Park dan Shim, serta ribuan orang lainnya di Seoul tidak ingin selamanya tinggal di Banjinha. Sambil terus bekerja, mereka akan menabung hingga nantinya bisa membeli rumah seperti di mimpi mereka.Film ‘Parasite’ meraih banyak penghargaan. Di balik sukses itu, ada kenyataan pahit yang tersembunyi. Masih banyak orang Korea Selatan yang tinggal di apartemen sempit.

Film ‘Parasite’ karya sutradara Bong Joon-Ho meraih sukses besar secara global. Sudah banyak penghargaan diraih film ini. Mulai dari BAFTA Award hingga Palme d’Or Festival Film Cannes dimenangkan oleh ‘Parasite’.Tapi, di balik suksesnya film tersebut tersembunyi kenyataan yang tidak akan disangka-sangka traveler. Fragmen cerita film tentang kesenjangan orang miskin dan orang kaya di Korea Selatan memang nyata adanya.Masih banyak orang Korea yang tinggal di apartemen sempit yang sangat tidak layak. Tercatat ribuan orang masih tinggal di sana, padahal lokasinya ada di Seoul, kota metropolitan sekaligus ibu kota Korea Selatan.

Dilansir dari BBC, Kamis (6/2/2020), apartemen sempit seperti di film ‘Parasite’ itu disebut sebagai banjinha. Salah satu yang masih bertahan tinggal di banjinha bernama Oh Kee-Cheol (31).Tempat tinggal Kee-Cheol sangat sempit, jendelanya kecil. Cahaya matahari bahkan enggan masuk ke dalam. Kamar mandinya apalagi. Kee-Cheol sampai harus merentangkan kaki agar kepalanya tidak kepentok langit-langit.Setiap tahun, Kee-Cheol juga harus bertarung melawan kelembaban dan jamur yang tumbuh di setiap sudut tempat tinggalnya. Tinggal di banjinha, seperti mimpi buruk bagi mereka yang phobia dengan ruang sempit.

“Ketika pertama kali pindah ke sini, tangan dan kaki saya luka-luka karena kepentok tangga dan tembok beton rumah ini. Tapi, sekarang saya sudah hapal,” kata Kee-Cheol yang bekerja di industri logistik.Banjinha tidak serta merta langsung ada. Ada sejarah cukup panjang di baliknya. Eksisnya banjinha masih ada hubungannya dengan konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan.Ceritanya, di tahun 1968 ada rencana pembunuhan Presiden Korea Selatan, Park Chung-hee yang dilakukan oleh utusan Korea Utara. Beruntung, rencana tersebut berhasil digagalkan.

Hubungan kedua negara pun memburuk akibat peristiwa itu. Beberapa agen Korea Utara berhasil menyusup ke Korea Selatan dan terjadilah beberapa kali aksi terorisme.Di tahun 1970, emerintah Korea Selatan akhirnya memerintahkan agar gedung-gedung apartemen yang baru dibangun, harus memiliki basement yang bisa berfungsi sebagai bunker, apabila ada serangan militer. Jadilah banjinha seperti yang kita kenal sekarang.Sebenarnya, menyewakan banjinha termasuk tindakan ilegal. Tapi karena krisis perumahan yang terjadi di tahun 1980-an, pemerintah Korea Selatan akhirnya melegalkan banjinha untuk dijadikan tempat tinggal.

Di dunia nyata, banyak pekerja bergaji rendah dan anak-anak muda yang masih tinggal di banjinha. Mereka memilih tinggal di banjinha karena harga sewanya yang sangat terjangkau.Meski begitu, stigma negatif masih terus mengiringi mereka yang tinggal di banjinha.”Saya sebenarnya baik-baik saja dengan apartemen saya. Saya memilih tinggal di banjinha untuk menghemat uang dan saya bisa menabung banyak dari itu. Tapi saya sadar, saya tidak bisa menghentikan orang untuk mengasihani saya,” Kee-Cheol mengeluhkan.”Di Korea, orang masih menganggap penting untuk punya mobil bagus atau rumah. Saya pikir banjinha menyimbolkan kemiskinan,” dia menambahkan.Tapi, ada juga pasangan muda Korea yang masih optimistis terhadap masa depan meski mereka tinggal di banjinha. Pasangan Park Young Jun (26) dan Shim Min (24) adalah salah satu contohnya.

Park pindah ke banjinha setelah nonton film ‘Parasite’. Alasan Park pindah sangat sederhana, karena harga sewanya yang sangat terjangkau. Sementara Shim Min, awalnya tidak setuju pindah ke anjinha.”Saya punya persepsi yang sangat negatif terhadap banjinha. Tinggal di sana sangat tidak aman, mengingatkan saya dengan sisi gelap kota,” kata Shim Min.Tinggal di banjinha ternyata malah jadi berkah bagi Shim Min dan Park Young Jun. Shim membuat video Youtube tentang bagaimana rasanya tinggal di banjinha hingga merenovasi banjinha. Rupanya, vlog tersebut mendapat respon yang positif dari para subscriber channel-nya.Mereka mengomentari betapa stylish-nya pasangan ini dalam mendandani rumah. Bahkan, ada mereka yang merasa iri dengan Park dan Shim yang tinggal di banjinha.

“Kami mencintai rumah kami dan bangga dengan hasil pekerjaan yang kami lakukan di sini. Tapi kami tidak ingin selamanya tinggal di banjinha. Suatu saat kami akan pindah,” Shim melanjutkan.Shim dan Park kini tengah menabung untuk bisa membeli rumah sendiri, begitu pula dengan Kee-Cheol. Mereka akan terus bekerja sambil berharap nasib akan berubah dan masa depan akan kembali cerah.Film Parasite dibanjiri berbagai penghargaan, termasuk jebol ke ajang Oscar 2020. Film ini mendapatkan penghargaan di kategori, best director, best international film dan best original screenplay di Oscar 2020. Film ini mengangkat berbagai isu sosial masyarakat Korea, salah satunya obsesi pada pendidikan.Ketika menonton Parasite, penonton tak cuma disuguhi sinematografi film yang apik dan akting para pemainnya yang ciamik. Melalui film itu, penonton juga diajak untuk mengetahui berbagai persoalan yang dialami masyarakat Korea Selatan, salah satunya mengenai kesenjangan sosial dalam akses mendapatkan pendidikan.

Bila traveler ingat, film ini dibuka dengan realita hidup keluarga Kim Ki Taek yang tinggal di sebuah hunian sempit dan kotor. Di sana ia tinggal bersama istri dan kedua anaknya, Kim Ki Woo dan Kim Ki Jung.Belakangan diketahui bahwa Ki Woo sang anak lelaki punya kecerdasan di atas rata-rata meskipun ia berkali-kali gagal masuk perguruan tinggi. Nasibnya tak beda jauh dengan adik perempuannya, Ki Jung yang gagal masuk sekolah seni.Ki Woo dan Ki Jung gagal meraih mimpinya masuk universitas ternama karena mereka miskin. Padahal mereka punya kecerdasan yang dibuktikan dengan kesanggupan mereka menjadi guru les privat untuk anak-anak orang kaya.Sebaliknya, anak-anak orang kaya dari keluarga Park yang mendapatkan pengajaran privat dari Ki Woo dan Ki Jung harus dipaksa orang tua mereka untuk belajar dan mendapatkan pendidikan terbaik. Dalam film itu, kita dapat melihat bagaimana anak perempuan keluarga Park belajar mati-matian dengan bantuan Ki Woo untuk dapat lolos tes bahasa Inggris.

Baca juga : Anak Korsel Jalan Jalan Malah Kena Virus Corona

Potret pendidikan dalam film Parasite ini memang senyata-nyatanya ada di Korea Selatan. Setiap tahun, pelajar di Korea Selatan akan menghadapi ujian masuk universitas yang disebut sebagai Suneung atau Tes Kemampuan Akademis Perguruan Tinggi yang bentuknya mirip SAT di Amerika Serikat.Pada 2018 lalu, tak kurang dari 590 ribu pelajar SMA yang mengikuti ujian ini. Menurut Yonsei News, para pelajar ini harus menyelesaikan ujian selama 9 jam yang meliputi tes geografi Korea, etika dan pemikiran, hukum dan politik, sejarah dunia, dan topik-topik lainnya.

Untuk membuat suasana ujian kondusif, pemerintah sampai membuat kebijakan untuk mengalihkan rute penerbangan agar tidak berisik, aktivitas di bank dan pasar keuangan Korea Selatan dimulai lebih lambat dari biasanya, dan meningkatkan frekuensi perjalanan menggunakan bus dan kereta bawah tanah.Para pelajar yang ikut ujian ini bersaing untuk mendapatkan skor tertinggi agar dapat masuk ke universitas papan atas di Korea Selatan seperti Seoul National University, Korea University, dan Yonsei University atau disingkat menjadi SKY. Selain itu, skor tinggi ini akan menjadi bukti kemampuan akademik seseorang bahkan dianggap menjadi tolak ukur kesuksesan negara Korea Selatan di masa depan.

Bila dilihat dari budaya, Korea Selatan dipengaruhi Konfusianisme yang membentuk masyarakat untuk menempatkan sarjana duduk di puncak hierarki sosial dan pencapaian pengetahuan dianggap sebagai prioritas. Oleh sebab itu, orang yang berpendidikan di Korea sangat dihormati.Selain itu bila dilihat dari sejarah perkembangan negara Korea Selatan, negara ini dulunya adalah negara miskin, terutama setelah meletusnya Perang Korea pada awal 1950-an. Namun mereka bangkit melalui sumber daya manusia yang berpendidikan baik. Saat ini, mereka menjadi salah satu Macan Asia Timur.”Pendidikan adalah sumber utama mobilitas sosial di Korea selama masa perkembangannya,” kata profesor sosiologi dari Stanford University, Shin Gi-Wook sebagaimana diwartakan South Morning China Post (SMCP).”Orang Korea percaya bahwa tanpa obsesi yang dipimpin oleh negara terhadap pendidikan, Korea Selatan tidak akan dapat mencapai status yang dimilikinya saat ini dalam ekonomi dunia … Pendidikan adalah inti dari upaya Korea Selatan untuk berhasil,” lanjutnya.

Dengan demikian obsesi akan pendidikan ini tak hanya mengakar dalam diri individu belaka tetapi dikonstruksi oleh negara.Obsesi akan pendidikan itu sudah dibentuk sejak usia dini. Dilansir dari Asian Times, Senin (10/2/2020) para pelajar ini sudah belajar keras selama berjam-jam sejak SD. Sementara itu dikutip dari SMCP, Senin (10/2/2020) para pelajar bahkan sudah mempersiapkan ujian Suneung sejak usia 13 atau 14 tahun.Pada saat SMA, mereka akan tinggal di sekolah sampai pukul 10 malam setelah pelajaran reguler berakhir. Tak sampai di situ, pada saat akhir pekan, mereka juga tidak libur. Mereka yang punya banyak uang akan mengikuti les privat seperti yang dilakukan anak dari keluarga Park.Para pelajar ini berharap dengan mendapatkan pendidikan terbaik, mereka akan mudah mendapatkan pekerjaan di perusahaan ternama seperti Samsung, LG, atau Hyundai . Namun harapan indah itu tak selamanya didapatkan seluruh pelajar. Menurut Shin, budaya belajar ekstrem di Korea Selatan itu justru membuat anak mudanya tidak siap menghadapi dunia nyata.

“Anak-anak muda ini menghabiskan 25 hingga 30 tahun pertama kehidupan mereka untuk belajar ujian, dan ketika mereka akhirnya pindah dari cangkang mereka ke dunia nyata dan menyadari bahwa hidup bukanlah tes pilihan ganda, dan tidak selalu ada tes yang jelas dan jawaban untuk setiap masalah, itu sudah menjadi krisis paruh bya bagi mereka,” katanya.”Belajar ekstrem ini menguras fisik dan secara mental tidak sehat dengan menghabiskan masa muda seseorang untuk belajar untuk ujian dan ujian lagi,” tegas Shin.Senada dengan Shin, profesor sosiologi dari University of California Barkeley, John Lie juga mengatakan. “Belajar sepanjang hari dan sampai malam seperti halnya di Korea Selatan, itu mengerikan bagi anak-anak dan sama sekali tidak fungsional bagi masyarakat, apakah kita peduli dengan produktivitas atau kebahagiaan,” ujarnya.

Di tengah tren belajar mati-matian untuk ikut ujian Suneung, ada sekelompok siswa yang melakukan protes di luar Balai Kota Seoul pada 2018 lalu. Mereka protes mengenai ketidakadilan dalam sistem ujian dengan mengatakan, “kami menolak untuk berkompetisi.” Papan-papan slogan yang mereka bawa bertuliskan “Universitas bukan pusat segalanya.”Mengenai sejumlah kekurangan dari sistem tes penerimaan perguruan tinggi di Korea Selatan saat ini, Shin memberikan sejumlah saran untuk perbaikan.”Misalnya, harus ada kriteria penerimaan yang beragam seperti komitmen, kepemimpinan, dan sebagainya,” katanya.”Beberapa sekolah berusaha untuk mereformasi pendekatan mereka untuk penerimaan dan mencoba untuk memasukkan kriteria yang berbeda tetapi masih pada tingkat yang dangkal. Agar universitas dan perusahaan Korea dapat lebih bersaing dengan pesaing global mereka, kita perlu melihat beberapa perubahan positif pada sistem yang kaku saat ini,” tutupnya.

Anak Korsel Jalan Jalan Malah Kena Virus Corona

Anak Korsel Jalan Jalan Malah Kena Virus Corona

infokorea.web.id Beberapa turis dari Korea Selatan yang mengunjungi Thailand Terinfeksi poisitf Corona,Pada kesempatan kali ini kami akan memberikan beberapa artikel yang berkaitan tentang pembahasan mengenai Anak Korsel Jalan Jalan Malah Kena Virus Corona. Berikut ini akan kami berikan beberapa ulasan dan pembahasan yang berkaitan mengenai Anak Korsel Jalan Jalan Malah Kena Virus Corona

Turis perempuan asal Korea Selatan (Korsel) terinfeksi Virus Corona seteah berkunjung ke Thailand. Kasus ini adalah pertama kalinya turis terkena virus itu setelah berkunjung ke Asia Tenggara.Dilansir Channel News Asia, Selasa (4/2/2020), pasien merupakan perempuan berusia 42 tahun yang identitasnya hanya disebut Pasien 16. Ia pulang ke Korea Selatan pada 19 Januari usai jalan-jalan di Thailand.Pasien mendapat perawatan sejak 25 Januari karena menunjukkan gejala berupa demam dan gejala-gejala lain. Ia tak kunjung pulih sampai akhirnya dinyatakan positif terkena Virus Corona usai diperiksa RS Universitas Nasional Chonnam di kota Gwangju.

Total kasus Virus Corona di Korsel mencapai 16 pasien. Penularan antar-manusia juga sudah terjadi di Korsel dan pasien itu dikarantina di Seoul.Thailand merupakan negara ketiga yang memiliki jumlah penderita Virus Corona terbanyak dengan 19 pasien. Penularan antar-manusia juga telah terjadi di Thailand.Pasien adalah sopir taksi yang tidak pernah berkunjung ke China. Ia diduga tertular dari pelancong yang sakit.

Pemerintah Thailand masih menyebut risiko virus itu masih rendah. Namun, studi yang dikutip Bangkok Post menyebut Bangkok dan Hong Kong punya risiko tinggi dalam penyebaran Virus Corona.Korea Selatan juga sudah meliburkan sejumlah sekolahnya di beberapa daerah.Kementerian Pendidikan Korsel meliburkan 245 taman kanak-kanak, 53 SD, 21 SMP, 16 SMA, dan satu sekolah khusus. Sekolah pun tidak menunda tahun ajaran baru usai libur musim dingin selama satu bulan.

Kebanyakan sekolah yang menghadapi risiko virus berada di provinsi Gyeonggi seperti kota Suwon, Bucheon, serta Goyang, lalu kota Gunsan di provinsi Jeolla Utara, dan di Seoul.Orang yang terkena virus Corona sempat berkunjung ke daerah-daerah itu.Waktu penutupan sekolah berbeda-beda di tiap daerah dengan rentan waktu satu sampai dua minggu. Semester baru di universitas pun rencananya akan ditunda dalam rangka mengantisipasi mahasiswa asal China yang belajar di Korsel.

Ada sekitar 71.067 warga China yang kuliah di Korea Selatan. Angka itu mencapai 44,4 persen jumlah mahasiswa asing di Korsel.Para petugas medis Korea Selatan menuntut agar pemerintah lebih tegas terhadap pendatang dari China mengingat bahaya Virus Corona. Sejauh ini, pemerintah Korsel baru menutup akses bagi mereka yang pernah ke provinsi Hubei.Di satu sisi, China ternyata berharap Korea Selatan mengikuti rekomendasi WHO yang berkata tidak perlu ada pembatasan masuk. Menurut Duta Besar China di Korsel, Xing Haiming, rekomendasi WHO bersifat ilmiah sehingga patut diikuti.

Di lain pihak, asosiasi-asosiasi kesehatan di Korsel protes karena menganggap kebijakan pemerintah tidak cukup. Mereka berkata lebih tepat menutup seluruh akses, sebab 40 persen orang yang terinfeksi Virus Corona berada di luar provinsi Hubei.”40 persen kasus terinfeksi terjadi di bagian-bagian lain di China di luar provinsi Hubei, jadi hanya melarang Hubei saja tidak cukup,” ujar asosiasi-asosiasi kesehatan Korea dalam pernyataan bersama seperti dikutip The Korea Herald, Selasa (4/2/2020).

Beberapa asosiasi yang angkat suara adalah Korean Society of Infectious Disease, Korean Society for Healthcare-associated Infection Control and Prevention, dan Korean Society for Antimicrobial Therapy. Mereka turut meminta agar semua orang yang masuk dari China untuk mengkarantina diri mereka sendiri.Profesor Jung Byung-yool dari Cha University Medical School juga meminta pemerintah Korea mengambil langkah drastis untuk membatasi pendatang dari China Daratan. Ia menyebut itu sudah dilaksanakan Amerika Serikat, Australia, dan Singapura.

“Korea perlu mengambil langkah-langkah drastis untuk membatasi izin masuk,” ucapnya.”Jika memeriksa pasien yang terkonfirmasi di China, 60 persen dari provinsi Hubei, sementara 40 persen ada di area lain seperti Guangzhou dan Hangzhou. Ketika orang-orang dari area 40 persen itu masuk ke Korea, maka (Virus Corona) bisa menyebar,” pungkasnya.Mulai Selasa pekan ini, pemerintah Korsel sudah resmi melarang warga asing masuk ke negaranya jika pernah ke Hubei dalam dua minggu terakhir.Singapura malah sudah melarang semua pengunjung China ke negaranya, termasuk jika sekadar ingin transit. Langkah serupa diambil oleh Australia. Indonesia juga punya langkah serupa yakni melarang penerbangan ke China.

Menanggapi keputusan yang diambil oleh banyak negara, termasuk pemerintah Indonesia, Dubes Republik Rakyat Tiongkok (RRT) untuk Indonesia, Xiao Qian mengimbau untuk tidak mengambil tindakan yang berlebihan.”Menurut kami, dalam situasi ini kita harus tenang, tidak perlu terlalu overreact (bereaksi berlebihan) dan memberikan dampak negatif terhadap perdagangan, investasi dan pergerakan orang,” kata Dubes Xiao.Ia berulang kali menyampaikan pernyataan dari WHO yang berisi bahwa pihaknya tidak setuju atas tindakan pembatasan pergerakan orang terhadap Tiongkok.

“Tadi saya lihat ada berita bahwa pemerintah Indonesia akan hentikan impor makanan dan minuman dari China untuk menjaga Virus Corona tidak masuk ke indonesia. Kami memberikan concern kepada tindakan tersebut,” tambahnya lagi.Dubes Xiao juga menjelaskan bahwa hingga kini, belum ada bukti bahwa Virus Corona dapat ditularkan melalui barang-barang impor. Hal yang sama pun juga dinyatakan oleh WHO terkait impor dari China.

Baca Juga : Wabah Virus Corona Di Korsel Bikin Pasangan Nikah Dengan Masker

“Kami pikir bahwa kalau Indonesia benar-benar ambil tindakan itu akan mengakibatkan dampak negatif,” katanya menanggapi keputusan yang baru ini dibuat pemerintah.Ia khawatir bahwa keputusan sepert itu dapat merugikan hubungan perdagangan antara kedua negara serta memberikan dampak negatif yang sama-sama tidak diinginkan oleh kedua pihak.Dubes Xiao menambahkan bahwa selama ini, RI-China adalah tetangga dan sahabat baik.

“Kita berharap pihak Indonesia bisa memandang wabah ini dan memandang pencegahan dan penanggulangan secara objektif, rasional dan ilmiah,” tambahnya.Ia berharap bahwa negara-negara termasuk Indonesia dapat mematuhi international health regulation dan saran-saran yang diberikan WHO. Dengan demikian, keputusan yang sekiranya berlebihan atau overreact bisa dicegah dan menghindari adanya gangguan bilateral terhadap kedua negara.Bukan hanya kepada Indonesia, Dubes Xiao meyakini bahwa akan ada dampak negatif yang dihasilkan dari pembatasan wisata dan wilayah terhadap China.”Terkait dampak oleh tindakan pembatasan penerbangan dan impor ekspor saya pikir dampaknya perlu dihitung secara bertahap, tapi saya tegaskan lagi kita berharap tindakan itu tidak perlu diambil,” tegas Dubes Xiao.

Kemudian, ia menjelaskan bahwa China sudah delapan tahun berturut-turut menjadi mitra perdagangan terbesar bagi Indonesia.China juga menjadi negara kedua terbesar penyumbang wisawatan asing. Setiap tahunnya, ada 2 juta lebih turis dari China yang mengunjungi Indonesia. Tak hanya itu, China juga merupakan salah satu sumber investasi terbesar untuk Indonesia.”Itu (penyetopan penerbangan) sebenarnya juga akan merugikan ekonomi perdagangan pariwisata Indonesia sendiri,” katanya.Ia terus berharap bahwa negara-negara di dunia, termasuk Indonesia dapat mengambil saran yang diberikan oleh WHO, serta upaya pencegahan lainnya yang tidak merugikan kerja sama kedua negara.

Wabah Virus Corona Di Korsel Bikin Pasangan Nikah Dengan Masker

Wabah Virus Corona Di Korsel Bikin Pasangan Nikah Dengan Masker

infokorea.web.id Pernikahan massal dilakukan di negara Korea Selatan,entah apa yang merasuki mereka tapi mereka melakukan pernikahan massal,dan anehnya mereka memasang masker dalam upacara pernikahan tersebut.Pada kesempatan kali ini kami akan memberikan beberapa artikel yang berkaitan tentang pembahasan mengenai Wabah Virus Corona Di Korsel Bikin Pasangan Nikah Dengan Masker. Berikut ini akan kami berikan beberapa ulasan dan pembahasan yang berkaitan mengenai Wabah Virus Corona Di Korsel Bikin Pasangan Nikah Dengan Masker

Saat ini, Virus Corona masih menjadi sorotan dunia. Hingga kini publik masih dibuat takut karena tersebarnya virus berbahaya tersebut. Banyak publik mulai mengantisipasi dengan cara menggunakan masker untuk menghindari terinfeksi Corona.Hal tersebut juga dilakukan ribuan pasangan yang akan melangsungkan pernikahan mereka di Korea Selatan. Terdapat 6.000 pasangan dari 64 negara yang melangsungkan pernikahan massal di Korea Selatan, Jumat (7/2/2020).

Sebagai penyelenggara acara pernikahan massal tersebut, Gereja Unifikasi, Gapyeong, Korea Selatan membagikan masker kepada setiap calon pengantin yang akan mengkuti rangkaian pernikahan massal ini.Alasan diadakannya pernikahan massal tersebut lantaran banyaknya acara pernikahan yang batal berlangsung karena wabah Corona yang sedang menyebar dan membuat publik khawatir.Bukan hanya pernikahan saja, melainkan juga berbagai festival, pesta kelulusan, bahkan puluhan konferensi bisnis batal diadakan karena Virus Corona.

Dalam foto yang tersebar terlihat pengantin pria menggunakan jas hitam dan masker bewarna putih, sementara mempelai wanita menggunakan gaun bewarna putih dan masker hitam.Meskipun masing-masing dari wajah mereka tertutup dengan masker, itu tak menutupi aura bahagia mereka karena dapat menikah di tengah kecaman Virus Corona yang sedang menyebar.Ribuan pasangan pengantin mengucapkan sumpah dan janji pernikahan di Gereja Unifikasi. Karena ribuan pasangan yang hadir, suasana dalam acara itu pun makin meriah. Mereka juga berlomba-lomba mengabadikan momen berharga tersebut.

Baca Juga : Korsel Evakuasi Warga Wuhan

Berikut beberapa potret pernikahan massal di Gereja Unifikasi, Gapyeong, Korea Selatan. Ribuan pasangan telah menghadiri pernikahan massal yang diadakan oleh Federasi Keluarga untuk Perdamaian dan Unifikasi Dunia, juga dikenal sebagai Gereja Unifikasi, di Korea Selatan.Dilansir dari BBC, Sabtu (8/2/2020), upacara tersebut diadakan di Cheongshim Peace World Center di Gapyeongin dekat ibu kota Seoul. Para peserta tetap nekad mengikuti acara tersebut demi mengesahkan hubungan pernikahan mereka, meskipun ada kekhawatiran acara itu dapat membantu menyebarkan wabah Virus Corona yang berasal dari Wuhan, China.Beberapa pasangan mengenakan masker selama upacara tetapi tidak semua orang merasa benda itu sebagai tindakan pencegahan yang diperlukan.

Hampir 6.000 orang dari lebih dari 60 negara menikah di acara tersebut. Peristiwa semacam itu telah menjadi fitur Gereja Unifikasi sejak 1960-an.Sebelum memasuki ruangan, peserta diperiksa untuk melihat adanya gejala Virus Corona.Sementara itu, acara berskala besar lainnya di Korea Selatan telah dibatalkan. Namun gereja melarang pasangan dari China untuk hadir. Gereja Unifikasi membagikan masker kepada 30.000 orang yang hadir, tetapi tidak semua orang memakainya.Korea Selatan telah mengkonfirmasi 24 kasus Virus Corona – yang terbaru adalah dari pesawat Korea Selatan yang tiba dari Wuhan minggu lalu.