Samgyeopsal: Ritual Makan Daging Bakar ala Korea

Samgyeopsal: Ritual Makan Daging Bakar ala Korea

infokorea – Di balik kepulan asap yang menari di atas panggangan, terdapat kisah panjang budaya Korea yang tercermin dalam setiap potongan daging. Samgyeopsal bukan sekadar menu makan malam yang lezat ia adalah ritual sosial, simbol keakraban, bahkan bentuk penghormatan terhadap kebersamaan. Tradisi makan daging bakar ala Korea ini sudah menjadi bagian penting dari gaya hidup masyarakat modern, tidak hanya di Negeri Ginseng, tetapi juga telah mendunia.

Dalam artikel panjang ini, kita akan mengupas tuntas segala aspek tentang samgyeopsal: mulai dari sejarah, cara memasak, komponen pelengkap, hingga nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya. Siapkan tisu dan imajinasi rasa, karena perjalanan kuliner ini akan membuat Anda lapar akan pengalaman autentik Korea!

Apa Itu Samgyeopsal?

Samgyeopsal (삼겹살) secara harfiah berarti “tiga lapisan daging,” merujuk pada struktur daging perut babi yang terdiri dari lapisan daging, lemak, dan daging kembali. Di Korea, samgyeopsal umumnya disajikan dalam potongan tebal dan dibakar langsung di atas pemanggang (grill) yang biasanya terletak di tengah meja makan.

Yang menjadikan samgyeopsal unik adalah cara makannya. Daging yang telah matang dibungkus dalam daun selada bersama banchan (menu pelengkap), saus, bawang putih, dan nasi lalu dimasukkan langsung ke mulut dalam satu suapan penuh cita rasa.

Jejak Sejarah Samgyeopsal di Korea

Awalnya, samgyeopsal bukan makanan harian masyarakat Korea. Pada tahun 1970-an, konsumsi daging babi mulai meningkat seiring kemajuan ekonomi dan industrialisasi. Sebelum itu, masyarakat lebih banyak mengonsumsi sup atau makanan berkuah dari bahan dasar sayur dan fermentasi.

Perut babi dulunya dianggap bagian yang kurang bernilai dan sulit dijual. Namun justru karena bagian ini kaya lemak dan terasa gurih saat dipanggang, lambat laun popularitasnya naik. Perusahaan-perusahaan Korea mulai memasukkan samgyeopsal dalam menu kantin untuk mendorong gizi pekerja. Dari sana, samgyeopsal menjelma menjadi tradisi.

Kini, tanggal 3 Maret bahkan diperingati sebagai Hari Samgyeopsal Nasional di Korea Selatan. Ya, ada satu hari khusus untuk merayakan makan daging bakar ini!

Lebih dari Sekadar Makan: Ritual Sosial yang Penuh Simbol

Di Korea, makan samgyeopsal bukan hanya soal mengisi perut. Ini adalah ritual sosial yang penuh nuansa. Di kantor, ajakan “ayo makan samgyeopsal malam ini” sering jadi bentuk penghargaan dari atasan kepada timnya. Dalam keluarga, ini jadi momen mempererat hubungan. Bagi pasangan muda, makan daging bakar bisa jadi kencan tak terlupakan.

Setiap orang duduk melingkar, berbagi panggangan, dan bergantian membalik daging. Tidak jarang, seseorang menunjukkan perhatian dengan menyuapi yang lain, membungkuskan ssam (daun selada berisi daging), atau menuangkan soju ke gelas temannya.

Semua itu menunjukkan bahwa samgyeopsal lebih dari sekadar makanan—ia adalah simbol kebersamaan.

Teknik Memasak: Ada Seni di Balik Panggangan

Meskipun terdengar sederhana, memanggang samgyeopsal sejatinya memerlukan keterampilan dan perhatian. Api harus cukup panas untuk menciptakan karamelisasi di luar daging, tapi tidak terlalu besar agar tidak gosong.

Berikut urutan umum memasak samgyeopsal:

  1. Potong daging dengan ketebalan sedang—biasanya 1 cm.

  2. Letakkan di atas grill tanpa minyak (karena lemak alami akan meleleh).

  3. Panggang sambil dibalik secara berkala hingga permukaan berwarna cokelat keemasan.

  4. Potong kecil-kecil menggunakan gunting dapur agar mudah dikonsumsi.

  5. Sajikan langsung di atas daun selada bersama lauk pelengkap.

Beberapa orang lebih suka membumbui daging sebelum dibakar, tapi samgyeopsal tradisional justru disukai dalam bentuk polos agar rasa aslinya lebih terasa.

Komponen Pelengkap: Ssam, Saus, dan Banchan

Salah satu elemen terpenting dalam pengalaman makan samgyeopsal adalah banyaknya pelengkap yang menyertainya. Ini bukan sekadar tambahan, melainkan unsur utama yang menciptakan kesempurnaan rasa:

  • Ssam (쌈): Daun selada, perilla, atau bahkan kubis yang digunakan untuk membungkus daging dan lauk lainnya.

  • Ssamjang (쌈장): Saus kental hasil campuran pasta kedelai (doenjang), pasta cabai (gochujang), minyak wijen, dan bawang putih.

  • Kimchi: Fermentasi sayur pedas yang menambah rasa asam dan segar.

  • Irisan bawang putih mentah atau panggang

  • Cabai hijau segar

  • Lauk kecil lainnya (banchan): seperti kecambah, pancake Korea, salad kentang, atau acar.

Setiap orang punya kombinasi favoritnya sendiri saat membuat “ssam” di atas tangan semacam taco ala Korea dengan isi yang bisa disesuaikan selera.

Minuman Pendamping: Soju & Makgeolli

Ritual samgyeopsal hampir selalu disertai dengan minuman tradisional Korea. Yang paling populer tentu saja soju—minuman beralkohol jernih yang ringan tapi beraroma kuat. Sering kali, soju dituangkan dalam gelas kecil oleh teman sebaya atau bawahan sebagai bentuk hormat.

Selain soju, ada juga makgeolli, yaitu arak beras yang sedikit keruh dan memiliki rasa asam-manis. Pas banget disantap bersama lemak gurih dari samgyeopsal.

Popularitas Global Samgyeopsal

Dalam dua dekade terakhir, fenomena Hallyu (gelombang budaya Korea) telah menyebar ke seluruh dunia. K-drama, K-pop, dan variety show membuat samgyeopsal semakin dikenal di berbagai negara. Banyak restoran Korea di Indonesia, Malaysia, Thailand, bahkan Eropa dan Amerika kini menyediakan panggangan di meja agar pelanggan bisa merasakan pengalaman asli Korea.

Di Jakarta misalnya, kawasan seperti Senopati atau Kelapa Gading menjadi surga pencinta Korean BBQ. Antrean panjang di depan restoran membuktikan bahwa samgyeopsal telah menjadi gaya hidup modern yang menembus batas budaya.

Samgyeopsal Halal dan Inovasi di Luar Korea

Meski tradisionalnya menggunakan daging babi, samgyeopsal telah bertransformasi sesuai budaya lokal. Di negara-negara mayoritas Muslim, daging sapi, ayam, atau domba digunakan sebagai alternatif. Rasanya tetap menggoda karena teknik memasak dan bumbu tetap dipertahankan.

Selain itu, inovasi muncul dalam bentuk samgyeopsal vegetarian dengan bahan dasar jamur king oyster atau tofu yang dipanggang hingga renyah. Untuk penyuka makanan sehat, ini jadi alternatif menarik tanpa kehilangan esensi dari ritual makan bersama.

Nilai-Nilai Budaya yang Terkandung

Di balik setiap gigitan samgyeopsal, ada banyak nilai budaya yang bisa dipelajari, antara lain:

  • Kebersamaan: Semua orang duduk dalam lingkaran yang setara, berbagi makanan dari sumber yang sama.

  • Hormat: Tradisi menuang minuman untuk orang lain mencerminkan rasa hormat dan sopan santun.

  • Kesabaran: Memasak langsung di meja membuat orang menikmati proses, tidak sekadar hasil.

  • Kreativitas: Kombinasi lauk dalam ssam bisa berubah-ubah sesuai selera, mengajak orang untuk bereksperimen.

Makan samgyeopsal bukan hanya mengenyangkan tubuh, tetapi juga menghangatkan hubungan antarindividu.

Tips Menikmati Samgyeopsal di Rumah

Jika Anda belum sempat ke restoran Korea, bukan berarti tidak bisa menikmati samgyeopsal di rumah. Berikut beberapa tips untuk menciptakan pengalaman samgyeopsal rumahan yang autentik:

  1. Gunakan pemanggang elektrik atau teflon anti-lengket.

  2. Pilih daging perut babi segar dengan rasio lemak seimbang.

  3. Sajikan dengan aneka sayuran segar dan kimchi buatan sendiri.

  4. Siapkan ssamjang dan saus celup lainnya.

  5. Hidangkan nasi putih hangat sebagai pelengkap.

  6. Putar lagu K-pop atau drama Korea sambil makan!

Aktivitas memasak dan makan bersama keluarga di rumah bisa menjadi alternatif healing yang menyenangkan.

Samgyeopsal sebagai Representasi Korea Modern

Jika harus memilih satu makanan yang mewakili semangat Korea modern yang cepat, dinamis, namun tetap berakar pada tradisi maka samgyeopsal adalah jawabannya. Ia menggambarkan perubahan sosial: dari masyarakat agraris menuju urban, dari makanan kelas pekerja menjadi simbol budaya global.

Samgyeopsal tidak hanya hadir di restoran mahal, tetapi juga di tenda pinggir jalan, kantor, rumah, bahkan dalam pesta kecil di taman. Kapan pun ada momen spesial, samgyeopsal adalah pilihan tepat untuk merayakan.

Samgyeopsal Lebih dari Sekadar Daging

Dari sekian banyak kuliner Korea, samgyeopsal menempati posisi spesial. Bukan hanya karena rasanya yang luar biasa, tetapi karena kemampuannya menyatukan orang-orang. Setiap keping daging yang dipanggang menyimpan cerita tentang tradisi, transformasi sosial, dan kehangatan yang melampaui budaya.

Jika Anda ingin memahami esensi kebersamaan ala Korea, tidak perlu jauh-jauh ke Seoul. Cukup duduk di meja makan bersama orang-orang tercinta, panggang daging perlahan, buat bungkus ssam dengan penuh cinta, lalu makan dalam satu suapan penuh rasa itulah samgyeopsal, sebuah ritual makan yang menyentuh hati.

Makanan Fermentasi Lain Selain Kimchi yang Populer di Korea

Makanan Fermentasi Lain Selain Kimchi yang Populer di Korea

infokorea – Ketika mendengar “makanan fermentasi dari Korea”, pikiran banyak orang pasti langsung melayang ke satu nama yang sangat mendunia: kimchi. Makanan pedas yang dibuat dari sawi putih ini memang telah menjadi ikon kuliner Korea, bahkan diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda. Namun, sebenarnya dunia fermentasi dalam kuliner Korea jauh lebih luas dari sekadar kimchi. Tersembunyi di dapur-dapur tradisional maupun restoran modern Korea adalah ragam makanan fermentasi lain yang tak kalah menggugah selera dan kaya akan manfaat.

Artikel ini akan mengulas panjang lebar tentang beragam makanan fermentasi selain kimchi yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Korea. Mulai dari bumbu dapur, saus, hingga lauk pendamping nasi, semuanya memiliki satu kesamaan: proses fermentasi sebagai bentuk warisan budaya, sekaligus inovasi alamiah dalam menciptakan rasa yang kompleks dan bergizi tinggi.

Fermentasi dalam Budaya Korea: Lebih dari Sekadar Proses Memasak

Fermentasi di Korea bukan sekadar teknik untuk memperpanjang umur simpan makanan. Ini adalah filosofi, sebuah pendekatan hidup yang menyatu dengan musim, bahan lokal, dan harmoni alam. Dalam bahasa Korea, istilah “fermentasi” dikenal dengan kata 발효 (balhyo), yang mencerminkan proses biokimia alami yang menghasilkan cita rasa khas dan nilai gizi yang tinggi.

Ratusan tahun sebelum lemari pendingin ditemukan, masyarakat Korea telah memanfaatkan fermentasi untuk menjaga makanan tetap awet, terutama di musim dingin. Lebih dari itu, fermentasi juga dianggap menciptakan energi baik bagi tubuh—memperkuat sistem pencernaan, meningkatkan daya tahan tubuh, dan membantu penyerapan nutrisi.

1. Doenjang (된장): Pasta Kedelai Fermentasi yang Kaya Umami

Doenjang adalah salah satu hasil fermentasi tertua di Korea. Pasta ini dibuat dari kedelai yang telah direbus, dihaluskan, lalu dibentuk menjadi blok besar yang disebut meju. Blok meju ini kemudian digantung dan dibiarkan berfermentasi alami selama berbulan-bulan, sebelum akhirnya ditumbuk dan dicampur air garam.

Doenjang memiliki tekstur kasar dan rasa asin dengan aroma yang tajam, namun sangat kaya umami. Biasanya digunakan sebagai dasar untuk membuat sup doenjang-jjigae, bumbu sayuran, atau saus cocol.

Selain cita rasanya yang khas, doenjang juga dikenal tinggi akan enzim dan probiotik alami. Kandungan isoflavon dari kedelai dalam doenjang disebut-sebut membantu menurunkan kadar kolesterol dan menjaga kesehatan hormon.

2. Gochujang (고추장): Saus Cabai Fermentasi yang Ikonik

Jika kimchi adalah bintang utama, maka gochujang adalah saus pendukung yang selalu ada di balik layar. Terbuat dari campuran cabai merah bubuk, beras ketan, doenjang, dan garam, gochujang difermentasi dalam tempayan keramik selama berbulan-bulan hingga setahun.

Hasil akhirnya adalah pasta berwarna merah tua dengan rasa pedas, manis, asin, dan sedikit pahit—sebuah harmoni rasa yang kompleks. Gochujang digunakan dalam berbagai hidangan populer Korea seperti bibimbap, tteokbokki, atau sebagai saus marinasi untuk daging bakar.

Berkat kandungan cabai dan fermentasi beras, gochujang juga mengandung capsaicin dan asam laktat yang baik untuk metabolisme tubuh dan kesehatan pencernaan.

3. Cheonggukjang (청국장): Fermentasi Ekstrem yang Kaya Protein

Meskipun tidak sepopuler doenjang, cheonggukjang adalah jenis fermentasi kedelai yang memiliki ciri khas sangat kuat: bau menyengat. Terbuat dari kedelai yang difermentasi dalam waktu singkat (sekitar 2–3 hari) menggunakan bakteri Bacillus subtilis, makanan ini menghasilkan tekstur lengket dan aroma tajam, mirip dengan natto dari Jepang.

Cheonggukjang biasanya diolah menjadi sup, dikenal dengan nama cheonggukjang-jjigae, yang dianggap sebagai hidangan rumahan bergizi tinggi. Kandungan proteinnya luar biasa tinggi, dan dipercaya membantu menurunkan tekanan darah, melancarkan buang air besar, dan memperkuat sistem kekebalan tubuh.

Bagi sebagian orang, butuh waktu untuk menyukai baunya. Namun begitu terbiasa, cheonggukjang sering menjadi makanan favorit karena kehangatannya dan efek menyegarkannya bagi tubuh.

4. Jeotgal (젓갈): Fermentasi Makanan Laut yang Gurih

Jeotgal adalah salah satu bentuk fermentasi tertua dalam kuliner Korea. Makanan ini merupakan hasil fermentasi berbagai jenis makanan laut seperti udang kecil, kerang, ikan teri, atau cumi-cumi yang dicampur garam dan dibiarkan hingga berbulan-bulan.

Ada berbagai macam jenis jeotgal, di antaranya:

  • Saeujeot (새우젓): Udang kecil fermentasi, sering digunakan dalam pembuatan kimchi.

  • Ojingeojeot (오징어젓): Fermentasi cumi-cumi, biasa dimakan sebagai lauk nasi.

  • Myeongnan-jeot (명란젓): Telur ikan pollack fermentasi, sangat populer sebagai topping nasi.

Jeotgal memiliki rasa asin yang pekat dan aroma khas laut. Kandungan proteinnya tinggi, serta menjadi sumber asam amino esensial dan vitamin B12.

5. Sikhae (식해): Nasi dan Ikan Fermentasi ala Korea

Sikhae adalah makanan fermentasi tradisional yang menggabungkan nasi, garam, dan ikan (biasanya ikan pollack, makarel, atau kod). Makanan ini berasal dari wilayah timur laut Korea dan biasanya disajikan sebagai lauk atau makanan musim dingin.

Prosesnya cukup panjang: nasi dimasak lalu dicampur dengan ikan mentah, dibumbui dan disimpan dalam wadah tertutup hingga terfermentasi alami. Hasilnya adalah hidangan dengan rasa unik—sedikit manis, asam, dan asin.

Sikhae mengandung mikroorganisme probiotik dari nasi dan ikan yang bermanfaat bagi usus, serta diyakini membantu tubuh beradaptasi dengan cuaca dingin.

6. Makgeolli (막걸리): Minuman Fermentasi Beralkohol Rendah

Fermentasi dalam budaya Korea juga merambah ke dunia minuman, salah satunya makgeolli, sejenis minuman beralkohol ringan yang berasal dari fermentasi beras. Dibuat dengan mencampurkan nasi kukus, air, dan nuruk (starter fermentasi), makgeolli memiliki rasa manis, sedikit asam, dan menyegarkan.

Berwarna putih susu dan agak kental, makgeolli sering disajikan dingin dalam mangkuk tradisional dan dikonsumsi bersama anju (makanan ringan saat minum). Kandungan alkoholnya rendah (sekitar 5–7%), dan ia juga mengandung enzim, laktobasilus, dan asam amino yang bagus untuk pencernaan.

Di era modern, makgeolli telah mengalami transformasi: tersedia dalam varian rasa seperti stroberi, kopi, hingga mangga, tanpa kehilangan keunikan fermentasinya.

7. Jangajji (장아찌): Sayuran Asin Fermentasi yang Renyah

Jangajji merupakan sayuran yang diawetkan dalam larutan garam, soy sauce (ganjang), atau gochujang. Proses fermentasinya berlangsung selama beberapa minggu hingga berbulan-bulan.

Sayuran yang biasa digunakan antara lain:

  • Timun

  • Lobak

  • Bawang putih muda

  • Cabai hijau

Hasilnya adalah camilan renyah yang memiliki rasa asin-manis-pedas khas fermentasi, yang cocok menjadi pendamping nasi hangat. Karena kaya akan serat dan probiotik, jangajji juga membantu pencernaan tetap lancar.

8. Dongchimi (동치미): Kimchi Versi Lain yang Lebih Ringan

Meskipun tergolong sebagai jenis kimchi, dongchimi memiliki ciri khas tersendiri sehingga layak dibahas terpisah. Ia terbuat dari lobak putih, cabai, bawang putih, dan jahe yang difermentasi dalam air garam dingin tanpa pasta cabai merah.

Hasilnya adalah kuah bening yang menyegarkan dengan rasa asam ringan, sangat cocok dikonsumsi pada musim dingin. Dongchimi bisa disantap sebagai sup dingin atau menjadi kuah untuk mie dingin (naengmyeon). Karena tidak terlalu pedas dan lebih ringan, dongchimi sering menjadi pilihan untuk anak-anak atau orang yang tidak tahan cabai.

Mengapa Makanan Fermentasi Penting bagi Kesehatan?

Fermentasi tidak hanya mengubah rasa dan tekstur makanan, tetapi juga nilai gizinya. Mikroorganisme seperti lactobacillus dan bakteri asam laktat yang hadir selama fermentasi membantu:

  • Menyeimbangkan mikrobiota usus

  • Meningkatkan sistem kekebalan tubuh

  • Membantu produksi vitamin B kompleks

  • Mengurangi kandungan antinutrisi dalam makanan mentah

  • Memudahkan pencernaan protein dan karbohidrat

Dalam budaya Korea yang sangat memperhatikan keseimbangan tubuh, makanan fermentasi tidak hanya dilihat sebagai pengawet alami, tetapi juga penyeimbang energi dan penunjang vitalitas harian.

Tradisi dan Inovasi: Fermentasi Korea di Era Modern

Seiring waktu, makanan fermentasi Korea tidak hanya bertahan, tapi juga berkembang. Di zaman modern, banyak perusahaan makanan dan restoran mulai mengemas makanan fermentasi secara praktis, tanpa mengurangi nilai tradisionalnya. Bahkan, ada festival makanan fermentasi yang diselenggarakan rutin untuk merayakan dan mengedukasi masyarakat akan manfaatnya.

Koki-koki kontemporer juga mulai bereksperimen: menggabungkan jeotgal dengan pasta, menciptakan burger dengan saus gochujang, atau menjadikan doenjang sebagai bahan es krim gurih.

Sementara itu, masyarakat dunia juga mulai melirik makanan fermentasi Korea sebagai bagian dari gaya hidup sehat. Produk seperti doenjang, makgeolli, dan jangajji mulai masuk pasar internasional seiring meningkatnya tren gut health (kesehatan usus).

Lebih dari Sekadar Kimchi

Meskipun kimchi layak menyandang gelar ikon fermentasi Korea, dunia kuliner Korea menyimpan jauh lebih banyak permata tersembunyi. Dari pasta kedelai yang mengandung sejarah ribuan tahun, hingga minuman beras yang menyegarkan, makanan fermentasi Korea adalah bentuk ekspresi budaya, pengetahuan alamiah, serta bukti bagaimana manusia bisa menciptakan rasa dan kesehatan melalui proses sederhana namun mendalam.

Menjelajahi makanan fermentasi Korea sama dengan memahami jiwa masyarakatnya: tangguh, kreatif, bersahaja, dan selalu menghargai waktu serta keseimbangan. Dan lewat setiap suapan doenjang-jjigae atau tegukan makgeolli, kita diajak menyentuh sejarah panjang yang masih hidup dan terus berkembang hingga hari ini.

Perubahan Standar Kecantikan Korea dari Masa ke Masa

Perubahan Standar Kecantikan Korea dari Masa ke Masa

infokorea – Standar kecantikan bukanlah konsep yang statis. Ia senantiasa berubah mengikuti arus sosial, budaya, politik, dan bahkan ekonomi suatu masyarakat. Korea Selatan sebuah negara yang kini dikenal sebagai pusat tren kecantikan dunia memiliki sejarah panjang yang menunjukkan bagaimana persepsi akan “cantik” telah mengalami transformasi dramatis dari zaman kerajaan hingga era digital.

Jika saat ini citra perempuan Korea identik dengan kulit putih mulus, rahang V-line, dan riasan natural ala K-pop idol, dulu penampilan yang dianggap cantik sangat berbeda. Artikel ini mengajak pembaca menelusuri evolusi standar kecantikan di Korea, dari masa Dinasti Joseon hingga era modern yang penuh pengaruh industri hiburan dan media sosial.

1. Masa Dinasti Joseon: Kecantikan yang Didasarkan pada Kesopanan dan Moralitas

Periode Dinasti Joseon (1392–1897) menjadi fondasi banyak nilai budaya Korea, termasuk konsep kecantikan. Pada masa ini, perempuan dianggap cantik bukan hanya dari penampilan fisik, tetapi dari nilai-nilai kebajikan yang mereka junjung tinggi.

Kulit Putih sebagai Simbol Kebangsawanan

Salah satu standar kecantikan utama saat itu adalah kulit putih pucat. Bukan semata-mata karena estetika, tetapi karena warna kulit yang terang menunjukkan status sosial tinggi. Orang yang tidak bekerja di luar rumah biasanya kelas bangsawan lebih mudah menjaga kulit tetap cerah.

Alis Lurus dan Riasan Minimalis

Riasan wajah sangat sederhana. Bedak beras digunakan untuk memutihkan wajah, sementara bibir diberi sedikit warna merah dari bahan alami. Alis dibuat lurus, karena dianggap mencerminkan ketenangan dan tata krama yang sopan.

Rambut dan Busana Sebagai Bagian dari Kecantikan

Rambut diikat rapi dalam bentuk sanggul (chignon) dan dilengkapi aksesoris tradisional seperti binyeo. Hanbok, pakaian tradisional Korea, dirancang untuk menonjolkan siluet tubuh yang anggun namun tertutup, selaras dengan nilai kesederhanaan dan keanggunan perempuan pada masa itu.

2. Masa Penjajahan Jepang dan Awal Modernisasi (1910–1945)

Ketika Jepang menjajah Korea, standar kecantikan lokal mulai terpengaruh budaya luar. Ini merupakan masa awal diperkenalkannya kosmetik modern dan gaya barat ke dalam kehidupan masyarakat Korea.

Pengaruh Barat dan Jepang di Dunia Mode dan Kosmetik

Makeup mulai dipandang sebagai cara perempuan untuk menunjukkan modernitas. Lipstik merah menjadi simbol wanita kota, dan potongan rambut bob ala Barat mulai muncul di kota-kota besar seperti Seoul.

Namun, ini juga masa di mana banyak wanita harus mengikuti standar kecantikan asing yang dipaksakan, dan mengesampingkan estetika tradisional Korea. Keinginan untuk terlihat modern justru menimbulkan dilema identitas bagi sebagian orang.

3. Era Pasca-Perang Korea dan Modernisasi Ekonomi (1950–1970-an)

Setelah Perang Korea berakhir, Korea Selatan mengalami pembangunan ekonomi besar-besaran yang turut mengubah gaya hidup masyarakatnya, termasuk dalam hal kecantikan.

Kecantikan Simpel ala Amerika

Dengan pengaruh kuat Amerika Serikat sebagai sekutu pascaperang, muncul tren kecantikan yang lebih berani: rambut bergelombang, alis tegas, dan penggunaan produk kecantikan buatan pabrik. Aktris Hollywood seperti Audrey Hepburn dan Marilyn Monroe dijadikan panutan gaya.

Namun di saat yang sama, kecantikan Korea masih mengusung nilai kesopanan. Gaun ketat atau riasan mencolok belum sepenuhnya diterima, terutama di kalangan konservatif.

4. 1980–1990-an: Bangkitnya Industri Hiburan dan Standar Baru

Masuk ke dekade 1980 dan 1990-an, Korea mulai mengenal fenomena idola pop dan aktris televisi yang turut membentuk persepsi masyarakat tentang “perempuan ideal”.

Kulit Cerah dan Hidung Mancung Menjadi Tren

Operasi plastik mulai dikenal publik. Banyak perempuan mendambakan hidung mancung dan kelopak mata ganda, mengikuti paras para selebriti. Fenomena blepharoplasty (operasi kelopak mata) menjadi sangat populer di kalangan muda.

Model Iklan dan Aktris Menentukan Tren Kecantikan

Tokoh seperti Kim Hee-sun dan Lee Young-ae menjadi ikon kecantikan era ini. Mereka tampil dengan kulit putih bersih, tubuh langsing, dan kepribadian lembut semua menjadi role model perempuan Korea.

5. Awal Abad ke-21: Lahirnya Gelombang Hallyu dan Standar Global

Tahun 2000-an menjadi titik balik besar bagi standar kecantikan Korea. Gelombang Hallyu atau Korean Wave membuat selebriti Korea dikenal di seluruh dunia. Ini menciptakan standar kecantikan baru yang menyebar cepat, bukan hanya di dalam negeri, tetapi juga internasional.

Wajah V-Line dan Gaya Riasan Natural

Bentuk wajah ideal berubah menjadi “V-line”, yaitu dagu runcing dengan rahang ramping. Makeup natural juga menjadi tren, ditandai dengan alis lurus, bibir gradasi, dan riasan mata ringan.

Kulit Mulus Ala “Glass Skin”

Tren skincare mendominasi. Perempuan tak lagi mengejar kulit putih pucat, melainkan kulit bening dan sehat, seperti efek kaca (glass skin). Rangkaian 10 langkah skincare menjadi gaya hidup banyak wanita Korea dan dunia.

Idol K-Pop Sebagai Tolok Ukur Estetika

Boyband dan girlband seperti Girls’ Generation, EXO, BTS, dan BLACKPINK menjadi ikon visual. Gaya rambut, riasan, hingga proporsi tubuh mereka menjadi acuan kecantikan generasi muda.

6. Standar Kecantikan Korea Kontemporer (2010–Sekarang): Diversifikasi dan Tantangan Sosial

Dalam dekade terakhir, muncul fenomena menarik di dunia kecantikan Korea. Di satu sisi, standar kecantikan masih sangat kuat; di sisi lain, ada perlawanan dari masyarakat yang mulai mempertanyakan tekanan terhadap tubuh dan wajah ideal.

Popularitas Beauty Vlogger dan Sosial Media

Dengan naiknya platform seperti YouTube, Instagram, dan TikTok, publik kini tidak hanya melihat kecantikan dari media massa arus utama. Beauty influencer lokal dan global turut mempopulerkan standar yang lebih inklusif, bahkan mempromosikan keunikan wajah natural.

Gerakan Anti-Beauty Pressure

Sejumlah perempuan Korea mulai melawan tuntutan kecantikan ekstrem. Muncul kampanye seperti “Escape the Corset”, di mana wanita melepaskan makeup, potongan rambut konvensional, bahkan pakaian feminin, sebagai bentuk protes terhadap ekspektasi gender dan estetika patriarkal.

Kecantikan Gender-Neutral dan Androgini

Mode dan kecantikan di Korea kini juga mulai merangkul konsep androgini. Brand kosmetik lokal menggunakan model laki-laki dan non-biner sebagai ikon produk mereka. Hal ini memperluas definisi kecantikan yang tak terbatas pada jenis kelamin.

Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Standar Kecantikan di Korea

Perubahan tersebut tidak terjadi secara kebetulan. Ada beberapa faktor kuat yang berperan:

1. Globalisasi

Interaksi budaya dengan dunia luar membuat standar kecantikan Korea beradaptasi dengan preferensi internasional—dan sebaliknya. K-pop dan K-drama berperan besar dalam pertukaran ini.

2. Industri Kosmetik dan Medis

Korea dikenal sebagai pusat inovasi kosmetik dunia. Perusahaan skincare dan klinik kecantikan terus memperkenalkan teknologi baru yang mempengaruhi apa yang dianggap cantik.

3. Media dan Hiburan

Acara realitas, iklan, dan drama TV menciptakan tren visual yang dengan cepat diserap masyarakat.

4. Tekanan Sosial dan Budaya

Tingginya ekspektasi masyarakat terhadap penampilan membuat banyak orang merasa “wajib” untuk memenuhi standar tertentu agar diterima secara sosial, khususnya dalam pekerjaan dan pergaulan.

Proyeksi Masa Depan: Apakah Standar Kecantikan Korea Akan Terus Berubah?

Jika melihat pola historis, dapat dipastikan bahwa standar kecantikan Korea akan terus berubah. Namun yang menarik adalah tren menuju diversitas dan penerimaan diri.

Banyak brand mulai mengangkat model dengan berbagai warna kulit, bentuk wajah, bahkan bintik atau freckles. Kecantikan kini bergerak dari keseragaman ke keaslian, dari mengejar bentuk sempurna ke mencintai versi terbaik diri sendiri.

Dari “Putih dan Tenang” ke “Bening dan Percaya Diri”

Dari perempuan bangsawan era Joseon yang menjunjung moralitas dan keanggunan, hingga idol masa kini yang bercahaya di atas panggung dunia, standar kecantikan Korea telah menjelma mengikuti zamannya. Namun, satu hal yang tidak pernah berubah adalah bagaimana kecantikan di Korea selalu mencerminkan konteks sosial yang melingkupinya.

Perjalanan panjang ini memperlihatkan bahwa kecantikan bukan hanya milik segelintir orang. Ia bisa berarti banyak hal: kekuatan, karakter, kepercayaan diri, atau bahkan keberanian untuk tampil apa adanya.

Artis Korea yang Sukses Membayar Hutang Orangtua

Artis Korea yang Sukses Membayar Hutang Orangtua – Bukan hanya dunia biasa, tapi dunia Kpop bahkan kehidupan di Korea juga tidak menjamin banyaknya orang yang akan mendapat kehidupan yang baik dan sukses. Bahkan tak sedikit yang harus bekerja keras untuk sukses agar bisa membayar hutang yang dimiliki oleh orang tua mereka.

Berikut beberapa bintang Korea sukses, yang mungkin saja idolamu, telah berhasil membayarkan hutang-hutang orangtua dengan kerja keras mereka.

Artis Korea yang Sukses Membayar Hutang Orangtua

1. Chungha

Saat tampil dalam Olive’s Everyone’s Kitchen, penyanyi solo Chungha mengungkap kalau dia telah membayar hutang keluarganya, “Aku telah membayar semua hutang keluarga dan bahkan membelikan tas dari desainer mewah untuk ibuku.”
Ia pun ditanya apakah ibunya tidak merasa sungkan menerima uang dari kerja keras putrinya, Chungha menjelaskan dengan tersenyum lebar, “Itu lah kenapa aku sendiri yang membelikan tas tersebut untuk ibuku.”

2. IU

Kehidupan IU tak semulus yang diduga oleh para penggemarnya, ia harus bekerja keras untuk menghidupi keluarga dan juga membayar hutang-hitang mereka. Karena kesuksesan lagu Good Day miliknya, penyanyi yang juga aktris ini bisa membayarkan semua hutang keluarganya.

Di acara lain, IU pernah mengungkap kalau keluarganya ditipu, yang membuat mereka berantakan dan harus hidup terpisah. Namun karena kejadian itu lah, IU semakin yakin dengan mimpinya untuk menjadi seorang penyanyi, yang membuatnya sukses seperti sekarang.

3. MC Gree

Debut di usia yang muda, MC Gree mengungkap kalau perpisahan orangtuanya juga didasari atas kondisi finansial karena ibunya terbelit hutang sampai Rp 20,7 miliar. Meski setelah bercerai Kim Goo Ra membayarkan sebagian hutang, sisa hutang yang ada ingin diselesaikan oleh MC Gree sendiri lewat kerja kerasnya.

Baca Juga : Daftar Idol Kpop yang Bisa Banyak Bahasa

4. Zico

Di tahun 2016, Zico pernah mengungkap kalau dia menghabiskan sebagian besar pendapatannya untuk membayarkan hutang orangtua. Menurutnya, hal itu dilakukan sebagai bentuk terima kasih pada orangtuanya yang meski kesusahan finansial tetap mendukungnya untuk sukses meraih mimpi sebagai rapper.

5. Hyeri Girls Day

Hyeri Girls Day juga punya perjalanan hidup yang nggak mudah. Dulu keluarganya harus berusaha keras untuk bertahan hidup, membuat mereka hidup terpisah. Setelah sukses, Hyeri memakai uang tabungannya untuk menyelesaikan permasalahan ekonomi keluarga dan bahkan memberikan sebuah apartemen dan juga mobil yang bagus untuk orangtua.

6. Sungyeol INFINITE

Sungyeol INFINITE begitu perhatian dengan orangtuanya, setelah menabung cukup, dia membayar semua hutang orangtuanya dan bahkan memberikan semua sisa tabungannya pada mereka untuk dipakai apa saja yang diinginkan. Benar-benar anak yang berbakti!

2

Rahasia Membuat Wajah Glowing Ala Korea

Rahasia Membuat Wajah Glowing Ala Korea – Semua orang, mau wanita ataupun pria pastinya ingin memiliki wajah yang sehat dan bersinar. Wajah glowing merupakan salah satu bukti bahwa dia memiliki wajah yang sehat dan tentunya terawat. Wajah merupakan salah satu bagian tubuh yang sangat sensitif, sehingga perawatannya harus sangat hati-hati. Berikut adalah cara mudah membuat wajah glowing

Cara Membuat Wajah Glowing

1. Cuci Muka

Langkah pertama dalam cara membuat wajah glowing adalah dengan rutin mencuci muka. Ya, hal sepele yang biasa dilakukan setiap hari ini dapat berpengaruh besar untuk kulit wajah Anda, loh!

Mencuci muka dapat mengangkat kotoran, mengecilkan pori-pori, menunda penuaan dini, memaksimalkan regenerasi kulit, mencegah kulit kusam, serta menghilangkan dan mencegah jerawat datang kembali. Banyak sekali, ya, manfaat cuci muka? Apakah setelah mengetahui hal ini, Anda masih malas cuci muka rutin dua kali sehari?

2. Hapus Make Up

Jika Anda menggunakan make up untuk kegiatan sehari-hari, kemungkinan kulit wajah Anda jadi kusam semakin tinggi, loh! Kosmetik memang dapat membuat kita terlihat cantik karena kekurangan di wajah kita akan tertutup. Tapi, jika Anda menggunakan make up tanpa menghapusnya dalam jangka waktu yang lama, misalnya ketiduran sebelum menghapus make up, kulit wajah Anda akan jadi rentan terhadap jerawat.

Selain itu, make up yang hanya dihapus dengan asal akan menyumbat pori-pori dan dapat membuat wajah terlihat gelap. Untuk itu, langsung hapus make up ketika kegiatan Anda selesai. Biarkan kulit Anda memiliki waktu bernapas. Dan, gunakan pembersih make up khusus, jangan cuma air dan sabun muka saja, agar make up terangkat sempurna.

3. Eksfoliasi

Eksfoliasi lebih dikenal dengan istilah face scrubbing atau melulur wajah. Sesekali Anda harus melulur kulit wajah. Proses eksfoliasi ini dapat mengangkat kotoran yang tidak tersapu bersih hanya dengan cuci muka biasa. Lulur wajah juga dapat mengangkat sel kulit mati, sehingga akan menyisakan kulit wajah yang lembut, bersih, kenyal, dan berkilau. Lakukan face scrubbing sebanyak 2x sebulan untuk hasil terbaik.

Baca Juga :Seungri Bantah Terlibat Mediasi Prostitusi hingga Rekaman Ilegal

4. Toner

Cara membuat wajah glowing yang satu ini merupakan rahasia kecantikan kulit Korea. Orang Korea rajin menggunakan toner setelah mencuci muka, setelah menghapus make up, dan sebelum mengaplikasikan krim perawatan.

Toner berguna untuk membersihkan dan menyeimbangkan pH kulit wajah. Toner juga dapat membersihkan pori-pori kulit dari proses pembersihan make up yang belum bersih sempurna. Selain itu, toner berfungsi untuk melembabkan wajah juga, loh! Yuk, cari tahu toner wajah yang cocok untuk Anda di artikel ini.

5. Essence

Dalam cara membuat wajah glowing ala orang Korea, Anda tidak boleh melewatkan essence. Benda ini berbeda dengan toner wajah, ya. Essence merupakan cairan kental yang berfungsi untuk melembabkan dan merestorasi kulit. Dengan penggunaan rutin, kulit wajah Anda akan terlihat lebih muda.

6. Ampul

Ampul mirip dengan serum wajah, hanya saja kandungannya lebih banyak dan lebih kaya manfaat. Biasanya ampul dikategorikan dalam jenis kulit yang berbeda. Ada ampul untuk semua jenis kulit, sensitif, kering, kombinasi, berminyak, dan lain-lain. Jika Anda tidak punya ampul, gunakan saja serum biasa, fungsinya kurang lebih sama, kok.

7. Pelembab

Jangan pernah sepelekan pelembab wajah. Mungkin beberapa diantara Anda ada yang malas menggunakan pelembab, karena merasa foundation atau BB cream saja sudah cukup. Padahal, biar kulit Anda berminyak sekalipun, pelembab merupakan benda yang penting untuk kulit.

Pelembab dapat menjaga kulit tetap lembab seharian walaupun Anda menggunakan make up dalam waktu yang lama. Makanya, jangan lupakan pelembab wajah lagi, ya!

artis

Seungri Bantah Terlibat Mediasi Prostitusi hingga Rekaman Ilegal

Seungri Bantah Terlibat Mediasi Prostitusi hingga Rekaman Ilegal – Seungri kembali menjalani persidangan terkait kasus Burning Sun di pengadilan militer yang terletak di Yongin, Korea Selatan

Dilansir dari Soompi, mantan personel Bigbang ini menepis secara tegas tuduhan bahwa ia terlibat sejumlah tindakan ilegal. Tuduhan ini termasuk layanan prostitusi, mediasi prostitusi, mengambil rekaman lewat kamera terselubung secara ilegal, penggelapan, dan perjudian yang dilakukan berulang.

Ia juga mengeluarkan bantahan bahwa ia adalah co-chairman dari Yuri Holding, yang ikut memiliki saham di Burning Sun.

“Saya tidak menyiapkan Yuri Holdings bersama Yoo In Suk sejak awal. Saya mempersiapkan Mildang Polcha bersama kawan-kawan saya, untuk memangkas biaya hiburan. Namun saya tak paham mengenai finansial, akunting, dan dokumen, karena itu saya berkonsultasi dengan Yoo In Suk mengenai hal ini dan menjadi bagian darinya,” kata Seungri.

Saltik

Terkait tuduhan mediasi prostitusi, Seungri juga ditanya mengapa ia menulis pesan “[Cari] wanita yang bisa menyajikan yang bagus.”

Untuk hal ini, ia mengaku ada salah tik atau saltik. “Saya ingat saya berkata ‘orang yang tahu caranya bersenang-senang.’ Saya rasa itu adalah saltik karena pembetulan otomatis di iPhone saya. Maafkan saya, tapi itu yang saya percaya,” ujarnya.

Soal Penghibur

Pria 30 tahun ini menegaskan ia tak terlibat dalam proses memanggil para wanita penghibur. Hal serupa juga ia ungkap dalam tuduhan menyediakan pekerja seks untuk pebisnis Jepang pada 2015.

“Saya hanya memperhatikan bagaimana menjamu rekan-rekan saya, dan saya baru tahu mengenai perempuan-perempuan ini dalam investigasi,” tuturnya.

Ia juga mengaku Yoo In Suk tak pernah mengatakan kepadanya soal mengirim para wanita penghibur.

Baca Juga : Dialog dengan Korut Dijalin Kembali atas Keinginan Presiden Korsel Moon Jae-in

Soal Rekaman Ilegal

Di tuduhan lain, ia diduga mengambil rekaman ilegal.

Ia berdalih, “Saya hanya mengunggah sebuah foto dari pesan teks spam yang saya terima dari pekerja bar di China tanpa pikir panjang. Saya tak pernah mengirim pesan seperti ini sebelumnya, dan saya juga tak pernah mengambilnya.

Mengaku Tak Baca

Mengenai rekaman ilegal yang beredar di chatroom yang beranggotakan Jung Joon Young dkk, ia mengaku tak tahu soal pesan-pesan yang dimuat di dalamnya.

“Ada lebih dari 10 chatroom yang kuikuti, dan saya menggunakan sekitar lima aplikasi media sosial lain selain Kakaotalk. Ada 500 pesan yang terkumpul hanya dalam satu jam. Hanya karena saya mendapat pesannya, bukan berarti saya melihatnya dan tahu semuanya,” kata dia.

Ia menambahkan, “Karena chatroom ini hanya sesama teman, ada kata-kata dan tindakan yang tak layak. Saya tak tahu ini akan diungkap, jadi saya minta maaf kepada publik.”

1 2 3 12