Bosan Hidup Malah Latihan Mati

Bosan Hidup Malah Latihan Mati

Infokorea.web.id Datang dari negeri Ginseng kali ini mereka melakukan social experiment pada sebuah komunitas untuk melakukan sebuah test apakah mereka bisa lebih mensyukuri sebuah kehidupan atau tidak lewat percobaan latihan apabila mereka sudah mati.

Sudah bukan rahasia lagi kalau angka bunuh diri di Korea Selatan itu tinggi banget. Entah sudah berapa orang warganya yang memutuskan mengakhiri hidup dikarenakan berbagai sebab, termasuk para selebriti terkenal yang mungkin bagi kita hidupnya sudah begitu sempurna. Namun nyatanya, itu semua tak cukup bagi mereka untuk tetap bertahan, sehingga menganggap kematian bisa jadi jawaban.

Menanggapi fakta miris di atas, sebuah Pusat Penyembuhan di Seoul membuat program simulasi pemakaman massal dengan harapan setelah ikut, orang bakal lebih menghargai kehidupan. Program itu ternyata banyak mendapat testimoni positif. Padahal kalau lihat foto-fotonya kayak ngeri gitu, soalnya memang programnya totalitas banget, mulai pakai pakaian orang mati sampai masuk ke peti tertutup dan dibiarkan selama beberapa waktu.

1. Pusat Penyembuhan Hyowon di Seoul punya layanan pemakaman massal untuk orang hidup yang sudah ada sejak 2012. Puluhan peserta mengikuti rangkaian upacara pemakaman seperti layaknya pemakaman beneran

2. Program ini diadakan dengan tujuan agar para peserta jadi bisa lebih menghargai kehidupan, mengingat tingkat bunuh diri di Korsel nyaris dua kali rata-rata dunia

3. Selama acara berlangsung, puluhan peserta mengenakan seragam persis seperti yang banyak dipakai orang mati

4. Tak lupa juga mereka mengambil foto diri dulu sebelum menjalani simulasi mati. Foto itu nantinya dicetak lalu dipigura

Baca Juga : Belajar Setia Dan Tangguh Dari Ms Lee

5. Mereka juga melewati momen menuliskan surat wasiat, pura-puranya hidup mereka akan segera berakhir dalam waktu dekat

6. Saat menulis surat wasiat nggak sedikit yang sampai menitikkan air mata. Bagian ini memang sengaja diadakan untuk memaksa orang mengingat betapa berharganya hidup mereka

7. Kepala Pusat Penyembuhan, Jeong Yong-mun, meminta peserta menyadari kesalahan-kesalahan mereka di dunia, lalu minta maaf ke teman dan keluarga –sesuatu yang biasanya terlambat disadari

8. Di akhir acara, para peserta diminta untuk berbaring di peti mati selama 10 menit untuk merenung

9. Banyak peserta yang merespon positif adanya program simulasi ini, salah satunya Cho Jae-hee. Setelah berpura-pura mati, ia mengaku jadi lebih bahagia menjalani sisa hari-harinya di dunia

10. Jeong juga mengklaim kalau program di Pusat Penyembuhannya itu bisa mencegah terjadinya bunuh diri

sejarah dinasti di korea selatan

Sejarah Dinasti di Korea Selatan

infokorea.web.id – Korea dimulai dengan pembentukan Joseon (atau lebih sering disebut dengan Gojoseon untuk menhindari persamaan nama dengan Dinasti Joseon pada abad ke 14) pada 2333 SM oleh Dangun. Gojoseon berkembang hingga bagian utara Korea dan Manchuria. Setelah beberapa kali berperang dengan Dinasti Han Gojoseon mulai berdisintegrasi.

Peta Tiga Kerajaan Korea pada akhir abad ke-5.
Dinasti Buyeo, Okjeo, Dongye dan konfederasi Samhan menduduki Semenanjung Korea dan Manchuria Selatan. Goguryeo, Baekje, and Silla berkembang mengatur Tanjung Korea yang dikenal dengan Tiga Kerajaan Korea. Untuk pertama kalinya Semenanjung Korea berhasil disatukan oleh Silla pada tahun 676 menjadi Silla Bersatu. Para pelarian Goguryeo yang selamat mendirikan sebuah kerajaan lain di sisi timur laut semenanjung Korea, yakni Balhae. Hubungan antara Korea dan China berjalan dengan baik pada masa Dinasti Silla. Kerajaan ini runtuh akibat adanya kerusuhan dan konflik yang terjadi di dalam negeri pada abad ke 10, Kerajaan Silla jatuh dan menyerah kepada dinasti Goryeo pada tahun 935.

Baca juga : Mayoritas Korea Selatan adalah Beragama Buddhis

Silla Bersatu akhirnya runtuh di akhir abad ke-9, yang juga mengakhiri masa kekuasaan Tiga Kerajaan. Kerajaan yang baru, Goryeo, mulai mendominasi Semenanjung Korea. Kerajaan Balhae runtuh tahun 926 karena serangan bangsa Khitan dan sebagian besar penduduk serta pemimpinnya, Dae Gwang hyun, mengungsi ke Dinasti Goryeo. Tahun 993 sampai 1019 suku Khitan dari Dinasti Liao meyerbu Goryeo, tetapi berhasil dipukul mundur. Kemudian pada tahun 1238, Goryeo kembali diserbu pasukan Mongol dan setelah mengalami perang hampir 30 tahun, dua pihak akhirnya melakukan perjanjian damai.

Pada tahun 1392, Taejo dari Joseon mendirikan Dinasti Joseon setelah menumbangkan Goryeo. Raja Sejong (1418–1450) mengumumkan penciptaan abjad Hangeul. Antara 1592–1598, dalam Perang Imjin, Jepang menginvasi Semenanjung Korea, tetapi dapat dipatahkan oleh prajurit pimpinan Admiral Yi Sun-shin. Lalu pada tahun 1620-an sampai 1630-an Dinasti Joseon kembali menderita serangan dari (Dinasti Qing).

Pada awal tahun 1870-an, Jepang kembali berusaha merebut Korea yang berada dalam pengaruh Tiongkok. Pada tahun 1895, Maharani Myeongseong dibunuh oleh mata-mata Jepang. Pada tahun 1905, Jepang memaksa Korea untuk menandatangani Perjanjian Eulsa yang menjadikan Korea sebagai protektorat Jepang dan pada 1910 Jepang mulai menjajah Korea. Perjuangan rakyat Korea terhadap penjajahan Jepang dimanifestasikan dalam Pergerakan 1 Maret dengan tanpa kekerasan. Pergerakan kemerdekaan Korea yang dilakukan Pemerintahan Sementara Republik Korea lebih banyak aktif di luar Korea seperti di Manchuria, Tiongkok dan Siberia.

Dengan menyerahnya Jepang pada tahun 1945, PBB membuat rencana administrasi bersama Uni Soviet dan Amerika Serikat, namun rencana tersebut tidak terlaksana. Pada tahun 1948, pemerintahan baru terbentuk: Korea demokratik (Korea Selatan) dan komunis (Korea Utara) yang dibagi oleh garis lintang 38 derajat. Pada 1950, Korea Utara menginvasi Korea Selatan yang dikenal dengan nama Perang Korea.