Kehidupan di Korea tak Seindah di K-drama, Ini Buktinya!

Kehidupan di Korea tak Seindah di K-drama, Ini Buktinya!

infokorea.web.id – Kalau anda suka menonton K-drama, maka anda akanl mendapatkan kisah percintaan di draman korea yang romantis, kehidupan yang seru dan menyenangkan.

Namun tahukah anda menurut OECD Better Life Index Korea selatan ada di salah satu negara yang menduduki peringkat terendah dalam tingkat kebahagiaan warganya.

Benarkah kehidupan di Korea Selatan tak seindah kehidupan dramanya?

Baca juga : 7 Fakta Operasi Plastik di Korea Selatan

1. Mereka melewati musim dingin yang berat tiap tahun.
Kita selalu beranggapan kalau musim dingin itu indah dan romantis, memang benar, tapi tidak selalu begitu, lho. Memang tidak separah di Rusia, tapi musim dingin di Korea juga cukup berat. Ditambah lagi debu kuning dari gurun-gurun di Mongol, badai dan angin yang kencang. Musim dingin yang berat dapat menyulitkan hidup banyak warga.

2. Tidak bisa bersantai.
Warga Korea dikenal dengan budaya yang ‘cepat-cepat’ atau tidak bisa bersantai. Coba saja kamu mengunjungi stasiun subway saat jam kerja, kamu akan melihat orang-orang berlari ke sana dan ke mari, tak peduli dengan sekelilingnya, mereka hanya ingin cepat-cepat. Hidup mereka serasa terus dikejar waktu dan ini dapat memberi tekanan pada hidup orang sehari-harinya.

3. Senioritas yang juga mengakibatkan bullying.
Bullying sangatlah umum terjadi di kalangan orang Korea, terutama mereka yang masih sekolah dan kuliah. Umur atau tingkatan adalah hal yang penting bagi mereka, di mana yang tua atau bertingkat tinggi bisa seenaknya mem-bully mereka yang ‘dibawahnya’.

4. Standar kecantikan yang kurang realistis.
Kalau berpikir tentang orang Korea, kita pasti berpikir kalau mereka itu ganteng dan cantik. Tidak ada yang salah dengan menjadi orang yang rupawan, tapi Korea sudah sangat terpaku dengan gambar kecantikan sehingga mereka jadi sangat terobsesi denganya. Mereka yang tidak cantik diperlakukan berbeda dengan mereka yang cantik. Akhirnya orang-orang lebih memutuskan untuk berpikir pendek dan melakukan operasi plastik saja, bagaimanapun caranya asalkan bisa tampil cantik saja.

5. Standar akademik yang tidak realistis.
Anak-anak SMP dan SMA di Korea tidak akan pulang rumah sebelum jam 10 malam. Apa yang mereka lakukan? Mereka harus belajar, belajar dan belajar. Les sudah bukanlah pilihan, tapi kewajiban. Tidak ada tugas atau PR pun, mereka tetap harus duduk di meja dan belajar sampai larut malam. Akhirnya banyak dari mereka yang tidak bisa menikmati hidup mereka karena selalu ditekan dengan tuntutan belajar.

6. Kompetitif dalam segala hal.
Terutama dalam hal akademik, Korea Selatan sangatlah kompetitif. Misalnya, dalam sebuah kelas, jika kita mendapat nilai 90 tapi orang-orang lain mendapat nilai 95, maka nilai kita di rapot akhir tidak keluar sebagai A tapi B atau C, karena dibandingkan orang lain nilai kita lebih buruk. Karena sistem yang demikian, akhirnya orang Korea lebih terfokus untuk saling berkompetisi dengan orang lain dibandingkan belajar untuk dirinya sendiri. Tidak peduli kalau kita dapat nilai hanya 60, asalkan orang lain dapat lebih rendah dari kita.

7. Kesenjangan sosial.
Di Korea Selatan juga terdapat kesenjangan sosial yang cukup besar. Tingkat sosial sangatlah penting dan mereka yang di atas, lagi-lagi, bisa seenaknya mem-bully mereka yang di bawah.

8. Kesenjangan dalam pendapatan.
Bisa dibilang Korea Selatan adalah negara yang makmur, tingkat pertumbuhan ekonominya sangatlah baik. Akan tetapi, kekayaan itu tidak terbagi rata dalam negaranya. Kesenjangan dalam pendapatan sangatlah tinggi dan mereka yang ada di bawah sudah tidak mungkin rasanya bisa berkompetisi dengan mereka yang ada di atas.

9. Masih sedikit tertutup.
Meskipun bisa dibilang negara yang demokratis dan maju, masih ada bagian dari Korea Selatan yang agak tertutup dan konservatif. Banyak dari warganya yang tidak bisa lepas dari jerat sosial dan politik dan tidak bisa dengan bebas mengutarakan isi hatinya. Terutama mereka yang posisinya rendah dalam tingkat sosial dan ekonomi.

10. Perseteruan dengan Korea Utara yang tak kunjung selesai.
Konflik Korea Utara dan Korea Selatan tidak kunjung berhenti. Meskipun situasi bisa dibilang aman saat ini, tekanan dari Korea Utara bisa datang kapan saja. Untuk mempersiapkan hal ini, semua pria di Korea Selatan mengikuti wajib militer selama 18 bulan. Karena ketengangan politik ini, banyak dari kaum pria di Korea Selatan yang stress karena harus berhenti sekolah atau bekerja untuk mengikuti militer, dan sebagainya. Sampai-sampai, banyak yang memutuskan untuk pergi meninggalkan Korea agar mereka tidak harus ikut wajib militer itu.

11. Dan semua itu berakhir dalam tingkat stres yang luar biasa tingginya.
Ya, tingkat stress di Korea Selatan sangatlah tinggi. Seperti yang sudah kita ketahui, banyak sekali tekanan yang harus dialami orang-orang Korea dalam hidupnya sehari-hari. Hingga saat ini, Korea Selatan memegang peringkat pertama dalam tingkat bunuh diri paling tinggi sedunia.

Hal Gila Hanya Di Korea Utara

10 Fakta Gila Hanya Ada Di Korea Utara

Fakta Gila Korea Utara – Korea Utara adalah negara paling menutup diri di muka Bumi. Tak mudah untuk memasukinya, dan nyaris mustahil bagi rakyatnya untuk keluar dan membaur dengan warga dunia.

Bocoran tentang kondisi negara yang dikuasai rezim Kim Jong-un itu terutama didapat dari penuturan sejumlah pembelot, juga lewat sejumlah orang yang pernah berkunjung ke sana atau menetap — biasanya para diplomat.

Di sisi lain, meski bukan menjadi tujuan wisata populer, Korut kian membuka diri untuk dikunjungi turis, demi meraup devisa.

Tercatat ada pertambahan jumlah kunjungan. Sekitar 10 ribu orang berkunjung pada 2014 dan negeri itu membidik 2 juta kunjungan pada 2020.

Berikut ini adalah sejumlah fakta menarik tentang Korea Utara, negara yang dianggap lebih mementingkan memiliki senjata nuklir daripada peningkatan kesejahteraan rakyatnya,

1. Punya Kalender Sendiri

Menurut perhitungan kalender Masehi, saat ini adalah tahun 2017. Namun, Korea Utara memiliki perhitungan sendiri.

Menurut rezim Pyongyang, sekarang masih tahun 106. Penanggalan Korut dihitung sejak kelahiran sang pendiri negara Kim Il-sung pada 1912.

Kim Il-sung adalah ayah Kim Jong-il sekaligus kakek dari penguasa saat ini, Kim Jong-un.

Pembedaan dari kalender Gregorian yang lebih awam itu baru diterapkan pada 9 September 1997.

2. Larangan Merayakan Ulang Tahun

‘Presiden Abadi’ Kim Il-sung, meninggal pada 17 Desember. Sedangkan Dear Leader, Kim Jong-il, meninggal pada 8 Juli.

Dengan demikian, warga yang lahir pada tanggal itu kurang beruntung karena dilarang merayakan hari kelahirannya.

3. Tidak Bebas Mengakses Internet

Internet sekarang ini sudah berisi jutan domain, tapi hanya ada 28 situs web yang boleh diakses oleh warga Korea Utara.

Itupun berkisar pada situs web yang biasa saja, misalnya tentang asuransi, pendidikan, perawatan manula, berita, dan tips memasak.

Selain itu, tidak mudah masuk ke internet di rumah karena komputer bukan barang terjangkau dan harus dibeli dengan izin.

Jumlah penduduk Korea Utara sekitar 25 juta, tapi hanya beberapa ribu orang saja yang menggunakan internet di rumah.

4. Gaya Rambut Harus Meniru Kim Jong-un

Pemerintah Korut mengatur kehidupan warganya dengan ketat, bahkan sampai urusan cukur rambut.

Beberapa tahun lalu, pemerintah Korut meluncurkan kampanye patriotik melawan kejahatan rambut panjang. Dengan judul, “Mari memangkas rambut kita sesuai dengan gaya hidup sosialis”.

kunjungan ke salon diawasi ketat para polisi rahasia. Siapapun harus taat dan patuh mengikuti gaya rambut yang ditetapkan negara, 10 untuk pria, 18 untuk perempuan.

Tapi belakangan, khusus mahasiswa pria, mereka harus semirip mungkin dengan pemimpin tertinggi Kim Jong-un.

Gaya rambut Kim Jong-un — dua sisi dipangkas tipis, dengan bagian tengah lebih tebal lebih militeristik daripada ayahnya, Kim Jong-il.

5. Desa Propaganda

Tak jauh dari zona demiliterisasi, perbatasan antara Korea Utara dan Selatan, ada sebuah kota kecil yang tampak menyenangkan.

Dari jauh, kota itu punya fasilitas lengkap: sekolah, rumah sakit, dan toko-toko di antara rumah-rumah dari beton yang kokoh.

Tapi, tidak ada seorangpun yang tinggal di sana. Area yang oleh pihak Korut disebut “Desa Perdamaian” berselimut misteri.

Sejumlah laporan menduga bahwa desa itu hanya untuk pamer kepada Korea Selatan tentang betapa hebatnya kehidupan di Korea Utara.

Dunia menyebutnya “Desa Propaganda.”

6. Suporter Bola Sewaan

Mendapatkan cuti bukanlah hal yang mudah di Korea Utara, apalagi untuk keperluan liburan.

Bahkan, untuk keluar dari negara tersebut membutuhkan proses pemeriksaan yang ketat. Tak semua orang bisa bermimpi ke luar negeri.

Jadi, cukup mengherankan melihat ribuan warga Korea Utara hadir mendukung kesebelasan mereka dalam Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan.

Seperti diduga, ada penjelasan tertentu untuk itu.

Ada laporan bahwa para pendukung itu sebebarnya adalah orang-orang sewaan, warga China yang dibayar oleh Korea Utara agar tampil sepatriotik mungkin dalam laga Piala Dunia.

7. Tidak Semua Jalan Beraspal

Korea Utara boleh saja berbangga memiliki gelanggang olah raga terbesar sedunia dengan daya tampung 150 ribu orang.

Tapi, di sisi lain, hanya kurang dari 3 persen jalan-jalan raya di kota itu yang rata dilapis aspal.

8. Pemilu Abal-Abal

Negara yang dikenal luas berada di bawah pemerintahan totaliter ternyata rutin menggelar pemilu.

Pemilihan umum dilangsungkan setiap 5 tahun.

Bedanya, pemberi suara hanya punya satu calon untuk dipilih — dan jangan coba-coba tidak memilih. Bisa dibilang, Kim Jong-un tidak memiliki oposisi.

9. Pembuatan Film Online Korban Penculikan

Pada 2014, muncul sebuah film “The Interview”, komedi tentang upaya 2 jurnalis Amerika Serikat untuk membunuh Kim Jong-un.

Film itu tak bakal bisa masuk ke Korut. Namun, negara yang dipimpin Dinasti Kim itu ternyata memproduksi tayangannya sendiri.

Khususnya di masa pemerintahan Kim Jong-il. Sang Dear Leader dikenal sebagai penggemar film dan ia ingin membuat banyak tayangan yang berkualitas — yang menunjukan kehebatan Korut untuk propaganda.

Untuk tujuan itu, pada 1968, Kim Jong-il menculik Shin Sang-ok, seorang sutradara Korea Selatan, dan istrinya, seorang aktris bernama Chui Eun-hee.

Selama 2 tahun, sang sutradara membuat 20 film, kebanyakan isinya propaganda. Salah satunya ‘Pulgasari’, film tentang Godzilla, lengkap dengan pesan propaganda. Sementara istrinya dikurung dalam kamar besar di rumah musim panas ‘Dear Leader’.

Namun, Shin sempat ditahan di penjara pria, selama 5 tahun, dipaksa makan rumput nasi dan garam sebagai hukuman karena mencoba kabur.

Akhirnya pada tahun 1986, pasangan tersebut diizinkan ke luar negeri untuk menghadiri festival film di Wina. Kesempatan itu dimanfaatkan untuk kabur. Shin dan istrinya meminta suaka ke Kedubes AS di Austria.

10. Hukuman Vonis Untuk 3 Generasi

Sistem hukum di Korea Utara menerapkan hukuman pada tiga generasi — bukan hanya mereka yang melanggar aturan.

Jika seseorang melanggar hukum dan divonis penjara, maka seluruh kerabat terkait bisa mengalami nasib serupa.

Menurut pandangan penguasa Pyongyang, jika ada orang yang melanggar hukum –terutama tahanan politik — maka seluruh keluarganya — termasuk kakek-nenek, orangtua, dan anak-anak orang itu bakal ditahan atau dikirim ke kamp kerja paksa.

Aturan ‘hukuman 3 generasi’ itu dimulai oleh Kim Il-sung pada 1950-an.

Inilah Alasan Korea Utara Selalu Ada Pemasukan

Inilah Alasan Korea Utara Selalu Ada ” Pemasukan “

Inilah Alasan Korea Utara Selalu Ada PemasukanFakta Keuangan Korea Utara – Siapapun tahu kalau Korea Utara adalah negara paling misterius di dunia. Di saat negara-negara lain saling bekerjasama untuk meningkatkan persatuan dunia, Korea Utara memang sengaja menutup diri demi menjaga kekuasaan absolut dari rezim komunisnya. Saking ‘buta’-nya dengan informasi dari luar, masyarakat Korut percaya-percaya saja dengan apapun yang dipropagandakan oleh pemerintah. Maka dari itu, tak mengherankan pula jika rakyatnya bisa sampai memuja-muja pemimpinnya bak dewa.

Setelah Perang Korea (1950-1953) akhirnya memisahkan dua Korea, Korea Utara praktis tidak memiliki teman. Paling hanya Cina yang sesekali membantu Korut untuk melindungi kepentingannya sendiri. Tapi nyatanya negara yang ‘sendirian’ ini bisa bertahan hingga sekarang. Kalau negara pada umumnya dapat devisa dari perdagangan luar negeri dan hubungan dengan negara lain, kira-kira gimana ya Korut bisa mengumpulkan duit untuk bertahan?! Buat yang penasaran, yuk simak bareng ulasan Hipwee News & Feature ini!

1. Kerjasama dengan Cina adalah salah satu pilar terkuat yang menopang ekonomi Korut. Pasalnya 85% dari total perdagangan luar negerinya ya hanya sama Cina

Cina adalah satu-satunya negara yang mungkin bisa disebut ‘teman’-nya Korea Utara. Maka sebenarnya tidak mengherankan kalau angka perdangangan luar negeri Korut, 85%-nya hanya dengan Cina. Komoditi utama negara tertutup ini adalah batu bara. Meski sering terkena sanksi internasional, penjualan batu bara ke Cina inilah yang disinyalir jadi sumber pendanaan utama program-program persenjataan dan nuklir Korut.

Disamping perdagangan dengan Cina, Korut juga menjalin hubungan ekonomi dengan segelintir negara lain seperti India, Rusia, Thailand, dan Meksiko. Hasil ‘deal-deal‘an dengan Korea Selatan juga biasanya membawa aliran dana segar dalam bentuk bantuan. Tapi ya urat nadi perekonomian dan mungkin keberlangsungan Korut itu Cina. Banyak ahli bahkan yakin jika Cina berhenti membantu Korut, negara tersebut tidak akan bisa bertahan.

2. Meski sering dikira ketinggalan zaman, Korea Utara justru diduga sedang mengumpulkan pundi-pundi uang dengan cara terbaru: hacking

Meski nggak bakalan ada bisa benar-benar tahu kondisi perekonomian negara tertutup ini, Korea Utara diduga kuat memiliki banyak aliran dana ilegal. Salah satu yang terbaru adalah dengan meretas bank-bank internasional. Penemuan ini diungkapkan oleh perusahaan sekuritas dunia Kaspersky. Kaspersky mengamati serangan hacking di berbagai bank dari 18 negara yang mulai terjadi di awal tahun 2017 ini. Jika ditelusuri, ternyata semua serangan tersebut berasal dari metode sama yang kini disebut Lazarus. Ahli sekuritas meyakini pemerintah Korut berada di balik Lazarus ini.

Oh ya menurut laporan tersebut, Indonesia termasuk salah satu negara yang jadi korban lho. Meski banyak yang akhirnya bisa digagalkan, tapi ini berarti Korut tambah berani saja menyerang negara lain. Padahal tadinya dikira gaptek dan ketinggalan zaman, tapi nyatanya negara ini juga mengikuti perkembangan terbaru dalam pengumpulan dana ilegal.

3. Satu lagi yang diduga dijual secara ilegal oleh Korea Utara ke negara lain: buruh untuk bekerja paksa dan barang-barang selundupan

Dilansir dari CNN, Korea Utara acap kali persalah gunakan hak diplomatik di kedutaan besar mereka di berbagai negara untuk aksi transaksi ilegal. Salah satunya untuk menyelundupkan ‘aset’ yang kira-kira bisa dijual dan menghasilkan uang. Selain komoditas berharga seperti emas atau senjata-senjata api, banyak laporan yang meyakini pemerintah Korut juga menyelundupkan pekerja-pekerja ilegal untuk bekerja di negara lain. Bukan seperti TKI yang diberangkatkan dengan segala prosedur resmi, pekerja dari Korut ini bisa dianggap seperti buruh paksa. Ketika rakyat kecilnya menderita, semua pemasukan ilegal itu langsung masuk ke ‘kantong’ pejabat-pejabat elit Korut.

Biro rahasia bernama Office 39 diduga bertugas mencari dan mengelola semua aliran dana tersebut, baik yang legal maupun ilegal. Tak hanya itu biro ini juga dikenal karena kelihaian mereka menyamarkan transaksi ilegal Korea Utara sehingga terlihat seperti transaksi yang sah. Begitulah kira-kira bagaimana Korut bisa bertahan selama ini walaupun dimusuhi seluruh dunia dan seringkali sanksi ekonomi. Meski aksi-aksi ilegalnya jelas salah dan tak boleh berlanjut, di sisi lain, hebat juga sih sebuah negara dengan kondisi seperti itu bisa bertahan hingga saat ini.