Peretasan Vaksin Korsel oleh Korut

Peretasan Vaksin Korsel oleh Korut – Beberapa artikel yang akan kami berikan adalah artikel yang kami rangkum dari sumber terpercaya, berikut ini merupakan artikel yang membahas mengenai peretasan vaksin milik Korea Selatan oleh Korea Utara.

Peretasan Vaksin Korsel oleh Korut

Kemajuan pembuatan vaksin untuk virus corona semakin menggembirakan. Setidaknya, ada tiga vaksin yang memiliki efektivitas hingga 90 persen lebih. Tiga vaksin tersebut adalah Pfizer yang memiliki tingkat efektivitas 95 persen, vaksin Moderna yang efektivitasnya mencapai 94,5 persen dan Sputnik V yang diklaim memiliki efektivitas hingga 92 persen.
Ketika perkembangan vaksin yang terlihat semakin menemukan titik terang tersebut, ada pihak yang mencoba untuk mengambil informasi dari perusahaan-perusahaan pembuatnya. Salah satu yang dicurigai adalah para hacker Korea Utara.

1. Badan Intelijen Korea Selatan menggagalkan ikhtiar peretasan

Seorang anggota komite intelijen di parlemen Korea Selatan yang berasal dari kelompok konservatif, mengatakan bahwa peretas Korea Utara mencoba menyerang sistem keamanan perusahaan pembuat vaksin Korea Selatan. Namun, ikhtiar peretasan tersebut berhasil digagalkan.
Melansir dari The Guardian, anggota komite intelijen tersebut bernama Ha Tae-kung dan memberikan keterangan bahwa serangan hacker menyasar beberapa perusahaan yang memiliki kandidat vaksin dalam berbagai tahap uji klinis (27/11). Ha Tae-kung tidak menyebutkan nama perusahaan apa saja yang menjadi sasaran peretasan para hacker.
Tidak ada keterangan yang rinci mengenai bagaimana Badan Intelijen Korea Selatan menggagalkan peretasan yang dilakukan oleh para hacker. Namun, otoritas setempat mengatakan bahwa Korea Utara telah mempekerjakan sekitar 6.000 hacker. Sebagian besar dari para hacker itu berbasis di Tiongkok, Rusia dan negara lainnya.

2. Kim Jong Un memerintahkan tindakan “tidak masuk akal” karena “paranoia” COVID-19

Tidak ada keterangan yang jelas tentang motivasi peretasan yang dilakukan. Namun, Badan Intelijen Korea Selatan (National Inteligence Service, NIS) memberikan keterangan yang disampaikan oleh Ha Tae-kung bahwa pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un menunjukkan kemarahan yang berlebih dan mengambil tindakn “tidak masuk akal” karena paranoid dengan dampak wabah COVID-19.
Melansir dari kantor berita Reuters, beberapa perintah tindakan tidak masuk akal tersebut adalah melarang penangkapan ikan dan melarang produksi garam air laut yang mungkin telah terkontaminasi virus (27/11). Kepada wartawan, Ha menyampaikan “Dia (Kim Jong Un) telah meluapkan emosi yang berlebihan, kemarahan dan tanda-tanda tertekan, serta semakin memberikan perintah tidak masuk akal”.
Informasi yang didapatkan oleh Associated Press menunjukkan Badan Intelijen Korea Selatan juga memberikan informasi perintah lain yang tidak masuk akal seperti mengeksekui penukar uang terkenal di Pyongyang usai menahan orang yang dianggap bertanggung jawab terhadap penurunan nilai mata uang (27/11). Ada juga pejabat pemerintah penting di Korea Utara yang dieksekusi karena ketahuan melanggar batasan barang bawaan dari luar negeri.

3. Hacker Korea Utara juga mencoba membobol AstraZeneca

Kandidat vaksin yang potensial lain adalah buatan Oxford, Inggris yakni AstraZeneca. AstraZeneca diklaim memiliki efektivitas hingga lebih dari 70 persen. Informasi yang menggembirakan tersebut juga tak luput dari percobaan peretasan yang dilakukan oleh para hacker Korea Utara.
Laporan eksklusif yang diturunkan oleh kantor berita Reuters menjelaskan bahwa para hacker menyamar di situs LinkedIn dan melalui WhatsApp untuk mendekati para staf AstraZeneca dan mengirimkan dokumen tawaran pekerjaan palsu. Dalam dokumen yang dikirimkan, terselip kode berbahaya yang dirancang untuk dapat mengakses komputer korban.
Serangan siber semakin melonjak jumlahnya terutama terhadap lembaga kesehatan, ilmuwan vaksin, dan produsen obat dalam beberpaa pekan terakhir. Kelompok kriminal yang kemungkinan di dukung oleh negara telah berlomba untuk berebut mendapatkan informasi terbaru tentang perkembangan wabah dan vaksin yang terbaru.
AstraZeneca sendiri menolak berkomentar tentang kabar peretasan tersebut. Wakil Pyongyang di Jenewa juga tidak memberikan komentar terkait tuduhan para hackernya yang berusaha meretas informasi perkembangan vaksi di perusahaan-perusahaan yang meneliti vaksin virus corona.
Peluncuran Rudal Korut adalah Peringatan bagi Korea Selatan Kata Kim Jong Un

Peluncuran Rudal Korut adalah Peringatan bagi Korea Selatan Kata Kim Jong Un

Infokorea.web.id – Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengatakan uji coba “senjata berpemandu taktis tipe baru” adalah peringatan bagi Korea Selatan untuk berhenti mengimpor senjata teknologi tinggi, dan melakukan latihan militer bersama dengan Amerika Serikat (AS), lapor media pemerintah KCNA.

Korut melakukan uji coba peluncuran dua rudal balistik jarak pendek baru pada hari Kamis, kata pejabat Korea Selatan,

Ini merupakan tes pertama sejak pertemuan terakhir antara Kim Jong-un dan Presiden AS Donald Trump pada bulan lalu, ketika kedua pemimpin negara setuju untuk menghidupkan kembali pembicaraan denuklirisasi.

Kepala Staf Gabungan Seoul (JCS) mengatakan, dua rudal Korea Utara diluncurkan tepat setelah fajar dari Wonsan di pantai timur.

Seorang pejabat militer di Seoul mengatakan salah satu dari dua senjata itu terbang sejauh lebih dari 430 kilometer, sementara yang lain menempuh jarak 690 kilometer.

Laporan KCNA tidak menyebutkan Donald Trump atau AS, tetapi mengatakan Kim Jong-un mengkritik pihak berwenang Korea Selatan karena melakukan latihan bersama, yang biasanya dilakukan dengan pasukan Negeri Paman Sam.

“Kita tidak bisa tidak mengembangkan sistem senjata super-kuat nonstop untuk menghilangkan potensi dan ancaman langsung terhadap keamanan negara kita yang ada di Selatan,” kata Kim, menurut KCNA.

Kim Jong-un menuduh Korea Selatan melakukan “transaksi ganda”, karena mengatakan mereka mendukung perdamaian, tetapi secara bersamaan mengimpor senjata baru dan melakukan latihan militer.

Baca Juga : YouTuber Ini Kehilangan Fans Saat Fotonya Tersebar

Berpotensi Melanggar Resolusi DK PBB

Ada hampir 30.000 tentara AS yang ditempatkan di Korea Selatan dan manuver tahunan mereka dengan tentara setempat telah membuat marah Pyongyang.

“Pemimpin Korea Selatan harus menghentikan tindakan bunuh diri semacam itu, dan jangan membuat kesalahan dengan mengabaikan peringatan kami,” kata Kim.

Pemimpin Korea Utara itu mengatakan bahwa dia puas dengan respons cepat dan lintasan senjata rendah, yang menurutnya akan mempersulit penyadapan.

Dewan Keamanan Nasional Seoul mengatakan pada hari Kamis bahwa mereka percaya rudal itu adalah jenis rudal balistik baru, tetapi detail lengkapnya akan diungkap setelah melakukan penilaian bersama AS.

Tes rudal balistik akan menjadi pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB, yang melarang Korea Utara menggunakan teknologi tersebut.

Korea Utara menolak pembatasan itu sebagai pelanggaran atas haknya dalam membela diri.

Korea Selatan, yang telah mendukung upaya Korea Utara dan Amerika Serikat untuk mengakhiri permusuhan selama bertahun-tahun, pada hari Kamis, mendesak Pyongyang untuk menghentikan tindakan yang tidak membantu meredakan ketegangan, dan mengatakan tes itu menimbulkan ancaman militer.

Korea Utara Didesak Menahan Diri

Kementerian Luar Negeri AS mendesak Pyongyang untuk menahan diri dari provokasi lebih lanjut, dan mengatakan pihaknya masih mengharapkan dimulainya kembali pembicaraan mengenai denuklirisasi Korea Utara.

“Kami mendesak tidak ada lagi provokasi, dan bahwa semua pihak harus mematuhi kewajiban mereka di bawah resolusi (Dewan Keamanan PBB),” kata juru bicara Kemlu AS Morgan Ortagus.

Ketika ditanya pesan apa yang diambil pemerintahan Trump dari peluncuran rudal jarak pendek Korea Utara, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan kepada Fox News: “Ketika presiden dan Ketua Kim bertemu hanya beberapa pekan lalu di DMZ, Ketua Kim membuat dua komitmen.”

“Satu, dia mengatakan dia akan berkomitmen untuk tidak melakukan uji coba nuklir, dan kedua adalah dia akan terus menghindari peluncuran rudal balistik jarak menengah dan jarak jauh,” lanjutnya.

Pyongyang melakukan peluncuran jarak pendek yang serupa pada bulan Mei, yang oleh dianggap Trump kala itu sebagai “barang sangat standar”, yang tidak akan berdampak pada hubungannya dengan Kim.

Peluncuran rudal Korut pada hari Kamis, terjadi sehari setelah Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton berbicara dengan para pejabat senior Korea Selatan di Seoul.